Giant Sea Wall yang Libatkan Prabowo Disentil Cak Imin, Begini Sejarahnya

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 22 Jan 2024 15:24 WIB
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Proyek Tanggul Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) Pantai muncul dalam pembahasan Debat Cawapres keempat pada Minggu (21/1) kemarin. Proyek tersebut disinggung oleh cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak imin.

Komitmen pembangunan proyek ini sebelumnya digaungkan kembali oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Pertahanan yang juga merupakan Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto dalam Seminar Nasional Giant Sea Wall pada 10 Januari lalu.

"Bahwa jawaban yang sesungguhnya adalah konsep Giant Sea Wall. Maka demikian, saya ajak rekan-rekan saya dalam kabinet Indonesia Maju, Menko Perekonomian terutama, Menteri BUMN dan beberapa pemimpin lain dan kita sepakat kita mengangkat kembali gagasan Giant Sea Wall ini menjadi fokus perhatian," kata Prabowo di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024) lalu.

Prabowo menyebut, untuk membangun GSW di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jawa membutuhkan biaya Rp 778 triliun. Lalu berkaca pada pembangunan GSW di Belanda, dibutuhkan waktu 40 tahun untuk membangun infrastruktur ini.

Sejarah Giant Sea Wall

Sekjen Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan, GSW merupakan rencana besar jangka panjang dalam menyelesaikan abrasi hingga banjir rob di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa. Gagasan ini telah ada sejak 2016 silam.

"Itu ada di rencana besar. Lengkap rencananya. Kan sudah diskusi panjang lebar sejak 2016 mungkin," kata Zainal di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).

Zainal mengatakan, dulunya proyek ini bernama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Proyek ini awalnya difokuskan di pesisir DKI Jakarta.

Di sisi lain, menurutnya proyek ini belum menjadi prioritas. Kementerian PUPR bersama sejumlah pihak juga telah menyiapkan sejumlah langkah mulai dari pelarangan penggunaan air tanah, hingga pembangunan sarana infrastruktur tanggul pantai dan pompa air.

"Mudah-mudahan dengan sistem ini sudah cukup, kita tidak perlu lagi Giant Sea Wall. Tapi kalo sistem ini tidak berfungsi, kita juga harus, jadi stepping, bertahap," ujarnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.




(shc/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork