Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif buka suara terkait dengan gedung kantornya yang retak imbas dari pembangunan Gedung Bank Syariah Indonesia (BSI) di Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Kondisi tersebut pun bahkan membuat ia harus mengungsi ke gedung lain untuk sementara.
Arifin sendiri mengungsi ke Gedung Chairul Saleh. Adapun ruang kerjanya yang kena dampak pembangunan itu berada di Gedung Heritage yang merupakan gedung bersejarah dan masuk ke dalam Cagar Budaya.
"Pindah lah, kita nikmatin aja," kata Arifin, ditemui di Hotel Four Season Jakarta, Kamis (1/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arifin mengatakan, kemungkinan kepindahannya akan berjalan dalam waktu yang cukup lama. Hal ini seiring dengan proses investigasi dan analisis yang tengah dijalankan oleh tim dari Kementerian PUPR dan tim Geologi Kementerian ESDM.
"Wah itu saya rasa agak lama ya. Ya kita lihat aja nanti hasil investigasinya," ujarnya.
Gedung Heritage Belum Pernah Retak
Di sisi lain, Arifin mengatakan bahwa Gedung Heritage selama empat tahun dirinya bekerja tidak pernah mengalami retakan. Namun ketika pembangunan Gedung BSI ini dilangsungkan, retakan terjadi di sejumlah titik.
"Dulunya nggak krek (retak) kok. Saya sudah 4 tahun di situ, nggak krek. Tiba-tiba, plak! Gitu, kan? Kan ada blam-blam-blam piling (penancapan tiang pancang)," jelasnya.
Menurutnya, seharusnya ada prosedur khusus yang dijalankan selama pembangunan, mengingat kini imbasnya terlihat langsung di Gedung Heritage. Apalagi, gedung tersebut juga masuk ke dalam Cagar Budaya. Pihaknya pun sampai meminta bantuan ke Kementerian PUPR untuk turut serta dalam investigasi.
"Lagi kita minta PUPR investigasi. Jadi kita lihat kenapa penyebabnya. Harusnya ada prosedur yang ini ya, apalagi itu (pembangunan) di dekat gedung yang Heritage," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya PT PP (Persero) Tbk (PTPP) selaku pelaksana pekerjaan sempat menghentikan sementara proses pembangunan Gedung BSI karena kondisi retakan pada Gedung Kantor Kementerian ESDM. Dari data monitoring yang ada, memperlihatkan terdapat penurunan dari waktu ke waktu yang menyebabkan keretakan pada bagian dilatasi dan hal ini telah dikoordinasikan dengan Kementerian ESDM sebelumnya.
"Dengan adanya peristiwa penurunan tanah ini PTPP menyatakan pemberhentian sementara pekerjaan, melakukan evaluasi, pendampingan oleh Kementerian PUPR dan menyusun tindak lanjut perencanaan mitigasi lanjutan untuk perkuatan," kata Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi dalam keterangannya, Rabu (31/1/2024).
Namun kini pembangunan tersebut pun telah kembali dilanjutkan. Hal ini setelah adanya pembahasan bersama ahli geoteknik di mana ada beberapa pekerjaan yang perlu segera dilanjutkan. Beberapa pekerjaan yang dilakukan seperti capping beam, dinding basement, dan beberapa bore pile.
"Benar setelah pembahasan bersama ahli geoteknik ada beberapa pekerjaan yang perlu segera dilanjutkan agar mengurangi potensi pergerakan tanah seperti capping beam, dinding basement dan beberapa bore pile yang sudah kemarin dikerjakan tapi belum final," kata Bakhtiyar kepada detikcom, Kamis (1/2/2024).
Lihat juga Video 'Penampakan Terowongan Kembar Tol Cisumdawu Retak Akibat Gempa Sumedang':