Sebagai tambahan informasi, berdasarkan catatan detikcom, proyek Jalan Tol Dalam Kota Bandung ini digagas pada 2005. Hal ini disampaikan oleh Oded Muhammad Danial yang pada kala itu menjabat sebagai Wali Kota Bandung.
Pada kala itu, disebut-sebut proyek itu akan dibangun menggunakan anggaran Pemprov Jabar, pemerintah pusat dan swasta. Sementara Kota Bandung hanya sebagai pemerima manfaat untuk mengurai kemacetan. Ia juga menyampaikan rencana pembangunan jalan tol ini yang akan dimulai pada 2019 dan ditarget selesai 2023.
"Program BIUTR ini sudah dari 2005, pas satu tahun Mang Oded di dewan (DPRD Kota Bandung). Jadi saya berharap ini berjalan dengan baik," ujar Oded di Balai Kota Bandung, Senin (11/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu pada tahun 2017, muncul wacana proyek tol ini akan dimulai tahun 2018. Rachman Arif yang pada kala itu menduduki posisi sebagai Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga mengatakan, nilai investasi seluruh jalan tol ini ditaksir sekitar Rp 3,65 triliun yang terbagi dalam dua tahap pekerjaan. Untuk tahap pertama, rencananya akan dibiayai lewat pinjaman dari Jepang.
Tahap pertama akan dibangun mulai dari Pasteur-Pasupati sepanjang 2,65 km dengan bentuk jalan melayang (elevated). Pada tahap ini, terdapat 4 segmen yang akan dikerjakan oleh pemerintah. Pertama Pasteur-Pasupati, kedua Flyover Kopo, ketiga Flyover Kiaracondong (Buah Batu) dan yang keempat Flyover Gedebage Soekarno Hatta.
"Itu semua akan usulkan pinjaman luar negeri dari JICA," kata Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Rachman Arif usai Rakor Tentang BIUTR di Kantor Bina Marga, Jakarta, Selasa (31/1/2017).
Rachman menyebutkan, pinjaman luar negeri dari Jepang ini sebesar Rp 1,5 triliun. Saat ini, proses pengajuan pinjaman baru tahap persiapan, dengan telah terbentuknya komitmen antara pemerintah pusat dengan pemerintah Jawa Barat, mengenai kesiapan penyediaan lahan untuk pembangunan.
(shc/hns)