Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) buka-bukaan terkait nasib proyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis (Getaci). Rencana pembangunan proyek ini sempat mandek dan terpaksa dilelang ulang.
Tol Getaci digadang-gadang menjadi tol terpanjang di Indonesia. Kabar rencana lelang ulang proyek tol ini mulai terdengar sejak Januari 2023. Pada kala itu, perusahaan konsorsium pemenang lelang batal masuk ke proyek tersebut.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, proyek tol ini tengah memasuki proses prakualifikasi sebelum proses tender. Diperkirakan di masa awal semester II 2024 pemenang lelang sudah ditetapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harusnya sih cepet. Masuk ke Semester II (2024) awal harusnya sudah cukup (tender selesai)," kata Herry di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (8/3/2024).
Herry menjelaskan, proses prakualifikasi ini biasanya akan berlangsung satu bulan. Setelah itu, proses tender akan dilakukan dan memakan waktu tiga bulan, sehingga diperkirakan Juli-Agustus 2024 pemenang lelang sudah ditetapkan.
"Prakualifikasi kan cuma masukkan dokumen aja nggak ada masalah itu, sehingga kalau itu bisa dilakukan satu bulan. Ya 2-3 bulan biasanya cukup," sambungnya.
Lebih lanjut Herry mengakui bahwa. jadwal pelaksanaan prakualifikasi sempat mundur beberapa kali. Menurutnya hal ini bisa terjadi lantaran adanya perluasan lahan yang harus dibebaskan. Kondisi ini pun menambah beban biaya proyek tersebut.
"Itu tadi sempat fine tuning karena kan perlu dibangun juga clearance zone itu kan menambah biaya," ujarnya.
Selain Getaci, dalam waktu dekat juga akan diumumkan hasil lelang dari proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi. Adapun proyek yang masuk ke dalam jajaran Proyek Strategis Nasional (PSN) ini juga sebelumnya sempat mandek.
"Mengwi belum pengumuman ya, sebentar lagi bakal pengumuman. Ini juga harus didorong cepat ya," ungkap Herry.
Sebagai tambahan informasi, perusahaan konsorsium pemenang lelang Tol Getaci batal masuk ke proyek tersebut. Disebut-sebut salah satu alasan yang mendorong hal ini terjadi ialah karena tol ini terlalu panjang sehingga biaya proyek yang dibutuhkan sangatlah besar.
Adapun konsorsium pemenang lelang terdiri dari BUMN dan swasta. Mereka membentuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC). Di dalam konsorsium tersebut, terdapat beberapa nama konglomerat di belakangnya, yakni Martua Sitorus dan Jusuf Hamka.
Bila ditotal dari Gedebage sampai Cilacap, panjang tol ini mencapai 206,65 kilometer (km), menghubungkan dua provinsi yakni Jawa Barat dan Jawa Tengah. Atas kondisi ini, akhirnya pemerintah pun memutuskan untuk memangkas prioritas penyelesaian proyek dan akan melakukan lelang ulang.
Dengan dipangkasnya prioritas penyelesaian proyek ini, panjang penyelesaian proyek pun berkurang, dari panjang totalnya hingga Cilacap 206,65 km, jadi hanya108km sampai Ciamis. Lalu, angka investasi yang dibutuhkan pun mengecil dari semula Rp 56,2 triliun menjadi Rp 37,64 triliun hanya untuk sampai ke Ciamis.
(shc/ara)