Kehadiran PT MRT Jakarta (Perseroda) tidak hanya memudahkan masyarakat berpergian namun juga berdampak positif bagi industri pariwisata Jakarta. Turis lokal bisa memanfaatkan moda transportasi tersebut untuk berkunjung ke berbagai lokasi wisata.
"Orang daerah ke Jakarta itu ingin belanja, melihat gedung-gedung tinggi, dan sekarang dengan MRT kita lihat saja. Di Sarinah pakai MRT bisa, kemudian maju sedikit skydeck, dengan latar belakang ikon Tugu Selamat Datang. Kemudian saat malam Tahun Baru, kemarin itu sangat hype ya. Luar biasa," ungkap Subkelompok Akses Pemasaran dan Permodalan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Restuning Dyah Widyanti, dalam agenda Konferensi Pers Hari MRT Jakarta di Taman Literasi Martha Tiahahu, Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3/2024).
Restu kemudian menjelaskan bahwa jumlah Wisatawan Nusantara (Wisnus) alias wisatawan domestik meroket sampai 6 juta orang sejak MRT beroperasi pada 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dalam kurun 2020 sampai 2022, Restu mengungkap jumlah Wisnus sempat turun di angka 7 juta sampai 5 juta orang saja. Hal ini disebabkan pandemi Covid-19. Kendati demikian pada 2023, jumlah Wisnus kembali meningkat menjadi 32 juta orang.
Restu menilai kehadiran MRT sangat membantu DKI Jakarta yang memiliki corak pariwisata urban. Beberapa contohnya seperti kawasan SCBD, Hutan Kota di Gelora Bung Karno, sampai M Bloc di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. MRT mempermudah Wisnus dari berbagai daerah yang jalan-jalan ke Jakarta.
Di sisi lain, Restu mengatakan Disparekraf juga selalu berkoordinasi dengan travel agent dan tour. Dari koordinasi tersebut, ditemukan fakta bahwa mayoritas travel agent menggunakan MRT Jakarta sebagai alasan penguat bahwa Jakarta kini nyaman dikunjungi meski identik dengan kepanasan dan kemacetan.
"Itu sangat terbantu dan sudah gada isu lagi. Jakarta kotanya panas dan macet, tapi mereka sekarang menjual 'kan ada MRT'. Jadi itu sangat mendukng perkembangan pariwisata," ujar dia.
(kil/kil)