Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan kawasan modeling budidaya ikan nila salin milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Karawang, Jawa Barat. Kawasan tersebut dibangun dengan biaya investasi sebesar Rp 76 miliar.
Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Jokowi tiba di kawasan itu sekitar pukul 08.00 WIB dengan menggunakan helikopter. Setelahnya ia langsung dijemput Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres)
Setibanya di kawasan itu, ia langsung berkeliling area tambak menggunakan kendaraan yang sudah disediakan. Dalam kesempatan itu Jokowi juga sepat melakukan proses panen ikan nila salin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barulah setelahnya kawasan itu diresmikan secara simbolis dengan penekanan sirine dan penandatanganan prasasti bersama Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Turut hadir juga Bupati Karawang Aep Syaepuloh.
Menurutnya pembangunan modeling budidaya ikan nilai salin ini merupakan pilihan yang tepat untuk melihat kesiapan industri dan pemerintah dalam menerima dan mengelola sisa tambak tak beroperasi di seluruh wilayah Pulau Jawa.
"Tambak udang di pantura sudah lama kosong, idle, tidak ada kegiatannya di sana. Ada 78 ribu hektare sepanjang dari Serang sampai Banyuwangi, dari Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur. 78 ribu hektare tambak yang idle yang akan kita siapkan," kata Jokowi di kawasan modeling budidaya ikan nila Karawang, Rabu (8/5/2024).
"Karena untuk tambak udang sudah nggak, mungkin lagi dan yang paling mungkin sekarang ini adalah dipakai untuk tambak ikan nila yang memiliki demand pasar dunia yang sangat besar sekali," tambahnya.
Ia berharap kedepannya modeling budidaya ikan nila salin tersebut dapat menjadi percontohan budidaya dan pemanfaatan tambak tak beroperasi bagi pelaku usaha yang budidaya memanfatkan perairan umum seperti danau.
Sebagai informasi, budidaya ikan nila salin di Karawang ini pertama kali dibangun pada 2023 kemarin dengan lahan seluas 80 hektare. Secara umum kawasan ini terbagi dalam empat kawasan tambak, yakni Tambak blok A, B, C dan D.
Kawasan budidaya tersebut pada awalnya merupakan tambak udang yang dibangun oleh Presiden Soeharto pada 1984 silam dengan nama Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat. Namun kawasan ini kemudian berhenti beroperasi pada 1998 lalu.
Sejak program tidak berjalan lagi, lahan tambak udang tersebut jadi terkontaminasi. Kondisi ini membuat kawasan itu sempat menjadi aset negara tanpa fungsi selama puluhan tahun.
Untuk bisa menghidupkan lagi kawasan itu, pemerintah kemudian melakukan pembangunan fasilitas sarana prasarana modeling nila salin dengan biaya investasi sebesar Rp 76 miliar.
Modeling ini diharapkan bisa menghasilkan sekitar 7.020 ton per siklus atau senilai Rp 210,6 miliar dengan asumsi harga jual ikan nila salin Rp 30 ribu per kg. Dari asumsi hitungan ekonomi dengan harga pokok produksi Rp 24.500 per kg, modeling bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp 38,6 miliar.
Lihat Video: Jokowi Resmikan Tambak Ikan Nila Salin di Karawang