Infrastruktur Transportasi Digenjot demi Mendongkrak Pertumbuhan Kawasan Timur

Infrastruktur Transportasi Digenjot demi Mendongkrak Pertumbuhan Kawasan Timur

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 17 Mei 2024 22:38 WIB
PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) mengangkut muatan perdana dari Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Rabu (14/9). KM Logistik Nusantara 4 milik Pelni itu mengangkut muatan semen dari Patimban untuk diturunkan di Kijang, Kepulauan Riau.
Ilustrasi pelabuhan di kawasan Indonesia Timur.Foto: dok. Pelni
Jakarta -

Pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur transportasi di kawasan Indonesia Timur. Dengan begitu bisa memacu laju pertumbuhan di kawasan Indonesia timur.

Bahkan, menurut Direktur Transportasi Bappenas Tri Dewi Virgiyanti pertumbuhan ekonomi beberapa wilayah di bagian timur Indonesia telah lebih tinggi dari bagian barat.

Ia mencontohkan untuk wilayah Kalimantan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, sedangkan Maluku dan Papua 12,5%. Kondisi ini sedikit berbeda dengan pertumbuhan ekonomi di Jawa dan Sumatera yang rata-rata 4-5%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu ia merasa jika Indonesia ingin menjadi negara maju pada 2045 dengan target pertumbuhan nasional sebesar 6-7% setiap tahun, mau tidak mau pemerintah harus fokus meningkatkan pertumbuhan di kawasan timur Indonesia.

"Karena kita kalau ini (perekonomian nasional) tumbuh 6-7% itu, tumbuhnya akan dari Timur. Rilis BPS di triwulan satu kemarin, timur itu tumbuh rata-rata di atas 8%. Kalimantan 8%, Maluku-Papua 12,5%, Jawa-Sumatera rata-rata 4-5%," jelas Dewi dalam diskusi publik bertema 'Satu Dekade Pembangunan Infrastruktur Transportasi Indonesia', Jumat (17/5/2024).

ADVERTISEMENT

Dalam hal ini Dewi menyebut pembangunan infrastruktur transportasi umum untuk meningkatkan konektivitas, baik untuk angkutan barang ataupun penumpang menjadi penting untuk dilakukan. Sebab pada akhirnya perekonomian wilayah-wilayah ini hanya bisa berkembang lebih cepat jika sudah terkoneksi.

"Jadi memang penting (membangun infrastruktur transportasi), karena memang sekarang ini mesin pertumbuhan kita akan lebih banyak di timur dan memang potensinya masih besar di Timur. Tumbuhnya bisa lebih cepat dari 5%-6%," ungkapnya.

"Sekarang itu kemarin Kalimantan 8% triwulan ini kalau cek angka BPS. Papua-Maluku 12%, bahkan provinsi Papua itu 17%. Jadi pertumbuhan mereka bisa lebih cepat, sehingga nanti bisa menyamai tingkat ekonominya dengan Jawa atau wilayah Barat, tidak timpang lagi," tegasnya lagi.

Ia mencontohkan bagaimana seharusnya komoditas perikanan di wilayah Pulau Biak, Papua harusnya sudah bisa di ekspor ke luar negeri, namun terhalang konektivitas transportasi. Sehingga untuk bisa melakukan ekspor, produk ikan dari wilayah ini harus dikirim ke Jakarta lebih dulu baru bisa diekspor.

Kondisi ini menjadikan ekspor ikan dari kawasan itu menjadi sangat mahal dan tidak efektif. Pada akhirnya pertumbuhan di kawasan itu menjadi terlambat.

"Urgen (untuk membangun infrastruktur transportasi), karena komoditas misalnya Biak punya perikanan, ikan yang sebenarnya sangat layak untuk diekspor, tapi mereka harus ngangkut ke Jakarta dulu baru ke Jepang biayanya jadi mahal," paparnya.

"Kalau dia Biak itu sudah rada di utara (Indonesia) kan kalau dibandingkan Jawa, kalau langsung ke Jepang itu lebih dekat jadi lebih murah. Misalnya itu, artinya memang harus dibangun hub pelabuhan di sana, hub barang ikan gitu kan atau produk-produk mereka maupun orang. Jadi ketika mobilitas tinggi pasti ekonomi akan lebih berkembang," tambahnya.

(hns/hns)

Hide Ads