Mengenal Metode iRAP untuk Ukur Keselamatan Jalan Tol

Mengenal Metode iRAP untuk Ukur Keselamatan Jalan Tol

Dea Duta Aulia - detikFinance
Kamis, 25 Jul 2024 14:00 WIB
Foto udara kendaraan roda empat melintas di Jalan Tol Trans Jawa Semarang-Batang via Gerbang Tol (GT) Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (3/4/2024). PT Jasa Marga (Persero) menerapkan diskon tarif tol sebesar 20 persen untuk Jalan Tol Trans Jalan dari Jakarta menuju Semarang dan sebaliknya pada periode arus mudik dan balik Hari Raya Lebaran Idul Fitri 2024, diskon itu berlaku arus mudik tanggal 3-5 April 2024 dari GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek menuju GT Kalikangkung Batang-Semarang dan arus balik tanggal 17-19 April 2024 dari GT Kalikangkung Jalan Tol Batang-Semarang menuju GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/Spt.
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Jakarta - Direktur Proyek Konstruksi dan Pengembang Bisnis PT Jasamarga Tollroad Maintenance Linda Pakpahan mengatakan pihaknya menggunakan metode International Road Assessment Programme (iRAP) untuk meningkatkan keselamatan para pengguna jalan tol. Hal itu juga untuk menekan angka kecelakaan di tol.

"Metode iRAP ini merupakan metode untuk meng-assess bagaimana spek infrastruktur itu apakah sudah mendukung sistem jalan yang berkeselamatan," kata Linda kepada detikcom, Senin (5/2/2024).

Menurutnya, metode tersebut sengaja dijalankan karena terdapat banyak faktor penyebab suatu kecelakaan itu terjadi di jalan raya. Menurutnya, setidaknya ada empat faktor utama penyebab kecelakaan terjadi seperti manusia, kondisi kendaraan, kecepatan, dan infrastruktur jalan.

"Terjadinya suatu kecelakaan itu akibat beberapa faktor. Pertama faktor dari manusia yang berkendara. Kedua kendaraan, kendaraannya seperti apa. Kemudian ketiga kecepatannya. Keempat infrastruktur jalan," tuturnya.

Dia mengatakan faktor keempat itu lah yang membuat pihaknya menggunakan metode iRAP untuk meminimalisir kecelakaan. iRAP dapat diterapkan di seluruh jalan, baik yang sudah beroperasi maupun yang masih dalam tahap perancangan atau konstruksi.

"Melalui metode iRAP ini diharapkan bisa (melakukan) mitigasi atau mengurangi potensi kecelakaan akibat infrastruktur yang kurang mendukung," ungkapnya.

Dia menjelaskan metode tersebut digunakan sebelum kecelakaan terjadi melalui analisa sejumlah atribut yang ada di jalan tol. Biasanya dalam menjalankan metode tersebut, pihaknya bakal melakukan survei untuk mengevaluasi atribut-atribut yang ada di jalan.

Modete ini merupakan metode yang dilakukan sebelum terjadinya kecelakaan jadi analisa bisa dilakukan sebelum dengan meng-assess atribut di jalan tol. Ada beberapa tahap yg dilakukan seperti survei dan analisa.

"Metode ini merupakan metode yang dilakukan sebelum terjadinya kecelakaan jadi analisa bisa dilakukan sebelum dengan meng-assess atribut di jalan tol. Ada beberapa tahap yg dilakukan seperti survei dan analisa. Jadi survei dilakukan untuk mengevaluasi atribut-atribut yang ada di jalan," tuturnya.

Lewat analisa tersebut, dia menjelaskan atribut jalan tol bakal kembali dilihat risiko dan fatalitasnya bagi para pengendara. Adapun akhir dari metode tersebut berupaya penilaian yang sesuai standar.

Menurutnya, kalau penilaian yang dihasilkan tidak sesuai standar maka lewat metode tersebut bakal menghadirkan sejumlah rekomendasi. Rekomendasi ini lah yang bisa dimanfaatkan lebih lanjut untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan tol.

"Jadi iRAP akan memberikan rekomendasi pemilik jalan bisa melakukan pemeliharaan jalan yang tepat. Sehingga data angka kecelakaan bisa berkurang sehingga pengendara bisa aman untuk melintas jalan tersebut," tutupnya.

(anl/ega)


Hide Ads