Proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai, Jakarta Timur yang dibangun PT Waskita Karya (Persero) Tbk (Kode Saham: WSKT) terus berprogres. Saat ini, kemajuan proyek tersebut mencapai 23,156% persen.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengaku optimistis pekerjaan proyek ini tidak mengalami kendala dan relatif lancar.
"Kami optimis proyek ini dapat segera selesai dan dioperasikan pada awal 2027. Harapan kami di kuartal ketiga 2026 sudah dapat dinikmati oleh publik," ungkap Risal dalam keterangan tertulis, Jumat (2/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan pengangkatan pertama balok girder atau erection girder sudah dilakukan di Jalan Pemuda, Rawamangun pada Sabtu (20/4) lalu. Proyek itu merupakan lanjutan dari LRT Jakarta Fase 1A rute Kelapa Gading-Velodrome, Jakarta Utara.
Adapun Waskita Karya ditunjuk oleh PT. Jakarta Propertindo (Perseroda) untuk membangun LRT Jakarta Fase 1B senilai Rp 4,55 triliun pada Oktober 2023. Anggaran proyek tersebut menggunakan dana APBD DKI Jakarta.
Pada tahap ini, proyek LRT dibangun sepanjang 6,4 kilometer (km) yang terdiri dari lima stasiun yaitu Stasiun Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan berakhir di Stasiun Manggarai.
Kemenhub menyebut hadirnya LRT Jakarta Fase 1B akan menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai. Penumpang pun dapat memanfaatkan walkaway dari stasiun Manggarai menuju stasiun LRT.
"Nantinya, ketika kereta jarak jauh tiba di stasiun ini, penumpang dapat langsung melanjutkan perjalanan ke Kelapa Gading menggunakan LRT Jakarta," ujar Risal .
Sementara itu, Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan pihaknya berkomitmen menyelesaikan proyek LRT Jakarta Fase 1B tepat waktu dan tepat mutu. Untuk mendukung layanan transportasi publik yang masif, Waskita pun melakukan pekerjaan konstruksi sesuai target yang telah ditentukan.
"Pembangunan LRT Jakarta rute Velodrome-Manggarai ini sebagai wujud Perseroan dalam mendukung kegiatan sosial dan perekonomian masyarakat Jakarta. Selain itu, diharapkan dapat memudahkan mobilitas masyarakat dan mendorong integrasi moda angkutan umum di Jakarta seperti Commuter Line, MRT Jakarta, dan Trans Jakarta," jelas Ermy.
Ia menerangkan LRT Jakarta akan dioperasikan dengan waktu jeda (headway) selama 10 menit. Melalui perpanjangan rute ini, diperkirakan ada peningkatan potensi penumpang secara bertahap menjadi 80 ribu per hari.
Ke depannya akan dikembangkan juga Fase 2A dengan lintas Kelapa Gading-JIS, 1C Manggarai-Dukuh Atas, 1D Dukuh Atas-Pesing untuk memaksimalkan okupansiLRT Jakarta. Selain itu, ada rute 3A dan 3B yang masing-masing akan melengkapi ruteKemayoran-JIS-Kelapa Gading-Velodrome-Klender-Halim.
Inovasi Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B
Dalam pembangunan LRT Jakarta Fase 1B, lanjutnya, tim proyek melakukan beberapa inovasi seperti design long span (bentang panjang) termasuk metode pelaksanaannya, AFC (Automatic Fare Collection) sebagai payment gateway, dan implementasi Building Information Modeling (BIM) sampai level 7D.
Inovasi long span dilakukan karena kondisi semua trase Proyek LRT Jakarta Fase 1B dikerjakan di area jalan raya dengan lalu lintas aktif dan padat di Kota Jakarta dan beberapa melintas di simpang besar. Contohnya, pekerjaan di area halte Trans Jakarta menggunakan steelbox girder bentang panjang sehingga tetap beroperasi dan tidak perlu membongkar halte.
Sementara itu, inovasi AFC (Automatic Fare Collection) sebagai payment gateway dapat digunakan dengan berbagai macam pembayaran digital, seperti e-wallet dan QRIS. Proyek LRT Jakarta Fase 1B juga akan terintegrasi dengan berbagai moda public transport melalui koridor Linkway.
Penerapan Building Information Modeling (BIM) sampai level 7D pun dilakukan untuk mendukung pelaksanaan proyek. Koordinasi dengan stakeholder proyek menggunakan Electronic Document Management System (EDMS) dan Common Data Environment (CDE) dalam satu platform yaitu Autodesk Construction Cloud (ACC).
Pada platform itu, kata Ermy, proses peninjauan dan persetujuan dokumen dapat dilihat secara daring serta diakses oleh semua pemangku kepentingan.
"Pengembangan inovasi BIM menjadi hal yang wajib dilakukan selama pembangunan. BIM membuat proses pekerjaan pada proyek menjadi lebih mudah mulai dari pembuatan gambar kerja, review desain, mapping progress, sequence pekerjaan, quantity take off dan cost estimate, hingga koordinasi dengan pihak yang terlibat pada proses pembangunan proyek baik itu pemberi tugas, kontraktor, maupun konsultan," terangnya.
Dengan sistem data berbasis cloud, seluruh proses kegiatan proyek dapat terekam dan tersimpan secara baik.
"Juga dapat diakses secara realtime kapan pun dan di mana pun," pungkasnya.
(anl/ega)