Proyek Tanggul Laut RI Banjir Minat Asing, Ada Belanda hingga China

Proyek Tanggul Laut RI Banjir Minat Asing, Ada Belanda hingga China

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 05 Okt 2024 13:30 WIB
Ibu kota Jakarta membutuhkan giant sea wall atau tanggul laut raksasa untuk mencegah terjadinya banjir rob.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama

Urgensi Pembangunan Tanggul Laut

Saat ditanya lebih lanjut mengenai keterhubungannya dengan rencana besar Prabowo membangun tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) dari Jakarta sampai ke Gresik, Endra belum dapat memastikannya. Namun ia memahami urgensi dari ide besar tersebut.

Menurut Endra, hal ini berkaitan dengan ancaman penurunan muka air laut atau land subsidence di daerah pesisir pantai utara (pantura) Pulau Jawa. Kondisi ini perlu mendapat perhatian lebih, apalagi mengingat aktivitas logistik banyak dilakukan di kawasan Pantura.

"Kota-kota di Pantura di satu sisi mengalami land subsidence, tapi di sisi lain juga terekspos oleh kenaikan muka air laut karena perubahan iklim. Ini kan dua faktor yang bisa merugikan kita karena sistem logistik kita itu adanya di Pantura, kota-kota industri kita," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila aktivitas logistik dan industri terganggu, maka akan berpotensi mengganggu keberlanjutan ekonomi. Oleh karena itu, menurutnya pembangunan tanggul laut memang perlu dilakukan sebagai upaya proteksi.

"Makanya akan dibuat tanggul laut untuk memproteksi kawasan-kawasan produktif Di sepanjang Pantura itu. Apakah nanti tanggulnya menerus (sampai Gresik) atau tidak, kita lihat dari kebutuhannya. Kan yang jelas yang mau diproteksi ini," kata Endra.

ADVERTISEMENT

Sebagai tambahan informasi, rencana pembangunan tanggul laut Bekasi-Tangerang akan dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya. Kementerian PUPR menyebut proyek ini ditaksir akan menelan biaya hingga Rp 90 triliun.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebelumnya sempat bertemu dengan NHRI untuk menjajaki peluang kerja sama pembangunan breakwaters dan sea dikes. Pertemuan akan ditindaklanjuti dengan rencana kunjungan tim NHRI ke Indonesia dalam waktu dekat.

NHRI akan me-review data dan kajian basic design yang sudah tersedia yang disusun oleh tim ahli Korea Selatan, Belanda dan tim Kementerian PUPR.

"Hal ini merupakan transfer of knowledge dari China ke Indonesia. Adapun rencana pembiayaan akan menggunakan skema loan," kata Basuki dalam keterangannya, Rabu (25/9/2024).

Sementara itu, Perekayasa Ahli Utama Kementerian PUPR Arie Setiadi mengatakan bahwa Pantai Utara Jawa menghadapi ancaman tenggelamnya area pesisir dengan laju penurunan tanah 15-16 cm per tahun dan masalah tanah lunak yang signifikan. Saat ini echo sounding dilakukan untuk mengumpulkan data batimetri dan investigasi tanah dalam perancangan sea dikes sepanjang 22 km dari Bekasi ke Tangerang.

"Proyek ini dirancang secara terintegrasi dengan tanggul laut yang berfungsi ganda sebagai jalan raya untuk mengurangi kemacetan di Jakarta, dan sebagai bendungan estuari untuk menjadi tampungan air tawar. Namun demikian, perlu perbaikan sanitasi masyarakat terlebih dahulu, karena ada 13 sungai yang bermuara di area tersebut, agar tanggul tidak menjadi," katanya.


(shc/ara)

Hide Ads