Waskita Karya Targetkan Nilai Kontrak Baru Rp 14,5 T

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 26 Nov 2024 12:48 WIB
Public Expose Waskita Karya - Foto: detikcom/Retno Ayuningrum
Jakarta -

PT Waskita Karya (Tbk) menargetkan nilai kontrak baru mencapai Rp 14,5 triliun hingga akhir tahun 2024. Hal ini disampaikan oleh Direktur Business Strategic, Portfolio, dan Human Capital Waskita Rudi Purnomo saat menyelenggarakan Public Expose.

Rudi mengatakan nilai kontrak baru Waskita hingga Oktober 2024 mencapai Rp 6,8 triliun. Apabila melihat dari nilai kontrak tahun sebelumnya sebesar Rp 13 triliun, Rudi mengakui memang ada penurunan.

"Memang ada beberapa tender proyek yang mengalami waktu pengumumannya mundur sekitar bulan November-Desember, ada beberapa potensi proyek besar di bulan November Desember ini sehingga untuk target nilai kontrak Rp 14,5 triliun akan tercapai," kata Rudi di Gedung Waskita Heritage, Jakarta, Selasa (26/11/2024).

Sementara itu, Direktur Keuangan Waskita Wiwi Suprihatno mengatakan hingga kuartal III-2024, Waskita mencatat kenaikan laba bruto sebesar 33,18% secara tahunan atau year on year (yoy) atau menjadi Rp1,03 triliun. Sebelumnya, pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 773,93 miliar.

Untuk nilai Gross Profit Margin (GPM) turut naik menjadi 15,19%, setelah sebelumnya pada kuartal tiga tahun lalu sebesar 9,90%. EBITDA Waskita juga naik hingga 141%, dari Rp 252 miliar menjadi Rp 609 miliar per September 2024.

"Dari sisi pendapatan usaha, Waskita mencatatkan sampai dengan triwulan III 2024, pendapatan sebesar kurang lebih Rp 6,8 triliun. Hal ini turun sekitar 13% secara yoy. Secara garis besar terjadi penurunan pencapaian nilai kontrak baru dan juga penurunan atas kapasitas produksi dikarenakan masih dalam restrukturisasi yang berlangsung mulai tahun 2023," kata Wiwi.

Lebih lanjut, rugi bersih bersih sebesar Rp 3,6 triliun. Hal ini disebabkan oleh tingginya beban keuangan sampai kuartal III-2024. Sementara total aset Waskita mencapai Rp 88,9 triliun dan total liabilitas mencapai Rp 80,6 triliun.

"Total aset dan liability perseroan mengalami penurunan diakibatkan adanya divestasi jalan tol terutama di ruas tol Bogor, Ciawi, Sukabumi atau Bocimi yang berdampak pada penurunan hak perusahaan jalan tol dan adanya dikonsolidasi utang di BUJT," terang Wiwi.




(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork