Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid membeberkan jumlah tanah terlantar mencapai 856.000 hektare (ha). Dari jumlah tersebut, 209.780 ha di antaranya disiapkan untuk ketahanan pangan.
Nusron mengatakan pada 2024, potensi tanah terlantar mencapai 856.000 ha. Dari total tersebut, 209.780 ha untuk ketahanan pangan.
"Untuk tanah terlantar potensinya di tahun 2024 itu adalah 856.000 hektare, yang bisa dicanangkan untuk ketahanan pangan itu sekitar 209.780 hektare," kata Nusron dalam acara Capaian Akhir Tahun 2024 di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (31/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nusron menjelaskan untuk permukiman, pihaknya menyediakan 79.125-80.000 ha tanah terlantar. "Kalau untuk pemukiman sekitar 79.125-80.000 hektar lah untuk pemukiman. Ini kalau pertanyaannya tanah terlantar," terang Nusron.
Sebelumnya, Nusron sempat menyampaikan target dan luasan wilayah di Tanah Air yang akan dijadikan sebagai lahan swasembada pangan. Ada 3 juta ha lahan yang disediakan untuk mengejar target swasembada pangan.
"Di Papua 1 juta hektar, di Kalimantan Tengah 1 juta hektar, Kalimantan Selatan 400.000 hektare, Kalimantan Timur 400.000 hektar, Sumatera Selatan 200.000 hektar. Totalnya 3 juta hektar lahan," papar Nusron sesaat setelah rapat koordinasi bersama Kementerian Transmigrasi di Kementerian ATR/BPN, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2024).
"Supaya rakyat memotret gampang memang itu dibutuhkan satu kebijakan tata ruang, sehingga orang melihat tata ruang itu utuh secara makro. Termasuk antisipasi bencana, potensi ekonomi, potensi pertahanan, potensi pertambangan. Semua itu masuk satu kawasan, sebuah peta tata ruang. Karena setiap tata ruang itu mempunyai potensi," beber Nusron.
Ke depannya, Nusron bilang lahan untuk keperluan transmigrasi akan disiapkan 564.000 ha yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, akan difokuskan di wilayah Indonesia Timur yang berkaitan dengan cetak sawah sesuai dengan ketahanan pangan.
(ara/ara)