Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan operasional Stasiun Karet akan ditutup dalam melayani penumpang KRL Commuter Line. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk perbaikan ekosistem perkeretaapian untuk melakukan optimalisasi.
"Ini yang tadi dibilang kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet, ditutup," katanya di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu kemarin.
Bersamaan dengan itu Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha membenarkan soal rencana tersebut. Sebab lokasi Stasiun Karet dinilai berdekatan dengan stasiun BNI City.
Dengan begitu nantinya proses naik dan turun penumpang KRL Commuter Line dapat dilakukan di Stasiun BNI City dan Stasiun Sudirman. Kemudian dari stasiun tersebut penumpang dapat berpindah melalui selasar atau kawasan pejalan kaki yang menghubungkan antara area Stasiun BNI City dengan Stasiun Karet.
"Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan aja. Kan kita udah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat," sebut Rudi.
Saat dikonfirmasi kapan rencana tersebut terealisasi, Rudi menyebut pihaknya masih menunggu keluarnya Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025. Pada kesempatan itu, turut dibahas juga rencana kereta bandara berhenti di Stasiun Sudirman.
Kebijakan itu diharapkan bisa mendongkrak potensi jumlah pengguna layanan yang saat ini masih rendah. Dari 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta, ditargetkan 20% di antaranya atau sekitar 10 juta orang menggunakan kereta bandara.
"Rencana kita mau berhentikan kereta dari BNI City ke Stasiun Sudirman supaya orang yang dari LRT yang mau ke bandara, nggak perlu ke BNI City tapi cukup di Sudirman. Karena jarak berjalan kakinya lebih sedikit. Dan yang ketiga memang kita juga sudah berlakukan dynamic pricing dan juga akan ada pricingnya secara progresif," beber Rudi.
(fdl/fdl)