Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi membuka peluang bagi swasta menggarap proyek infrastruktur kereta. Hal itu ia lakukan karena pemerintah melakukan efisiensi anggaran melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
Dudy mengatakan ruang yang diberikan kepada swasta masuk dalam metode creative financing atau alternatif pembiayaan untuk proyek di sektor perkeretaapian. Ia pun mengakui, efisiensi anggaran membatasi sejumlah proyek infrastruktur transportasi.
"Kita memang fokus kepada kegiatan yang lebih utama lainnya. Tapi kita tidak kemudian berhenti terhadap penyelenggaraan atau pembangunan sarana transportasi yang cukup baik ya. Nah saya membuka kesempatan kepada pihak swasta manapun juga apabila berkeinginan untuk berpartisipasi dalam pembangunan transportasi kereta api," kata Dudy kepada wartawan di Kembang Goela, Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Dudy menekankan, pihak swasta boleh menggarap proyek transportasi sepanjang pembangunan tidak membebani APBN. Ia mencontohkan penyelenggaran angkutan umum menggunakan skytrain yang melayani daerah Sentul sebagai feeder MRT dan Serpong sebagai feeder LRT.
"Saya menekankan kepada Dirjen Kereta Api, tidak boleh menggunakan anggaran APBN. Jadi kita terbuka siapa saja yang masuk dan kita sudah punya gambar-gambarnya. Dan mereka kemungkinan akan menyampaikan kepada kita proposalnya dan saya buka kepada siapa saja," tegasnya.
Selain itu, Dudy mengatakan pihaknya membuka kemungkinan membangun kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Hal ini juga dilakukan dengan metode creative financing sebagaimana yang dilakukan PT KCIC dengan kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung.
"Memang sudah ada pemikiran untuk sampai Surabaya. Tapi kami juga membuka kemungkinan untuk yang bukan yang high speed (kereta cepat), ya tapi kita juga membuka peluang untuk semi cepat. Jadi semi cepat ini sama seperti juga yang lain bahwa kita membuka kepada pihak swasta," tutur Dudy.
(hns/hns)