Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat sedang tidak baik-baik saja. Bandara yang juga dikenal dengan nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini telah beroperasi sejak akhir bulan Oktober 2025, namun hingga kini masih sepi pelanggan.
Keluhan ini disampaikan oleh Bupati Majalengka Eman Suherman. Salah satu hal yang disorotinya, tidak banyak orang yang tahu tentang keberadaan dan layanan dari bandara internasional ini, termasuk dengan layanan keberangkatan haji dari Bandara Kertajati.
"Masyarakat kami hari ini belum mendapatkan sebuah kebahagiaan dengan maksimalnya operasional bandara ini. Masyarakat kami ribuan hektare menyerahkan tanah itu untuk dibangun BIJB, namun operasional belum maksimal," kata Eman dalam acara detikcom Regional Summit, Senin (19/5/2025). detikcom Regional Summit didukung oleh PT Pertamina (Persero), Patimban Industrial Estate a Barito Pacific Company, dan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat.
Eman juga menyampaikan keluhan dari masyarakat yang mau berangkat haji dari Bandara Kertajati. Mereka tetap harus melalui embarkasi di Indramayu, meski bandara internasionalnya ada di Majalengka.
"Terlebih saya sudah berkali-kali bermohon dan meminta kepada Pak Gubernur, curhatan masyarakat Majalengka, terutama terkait keberangkatan jemaah haji dari Majalengka. Cuman ketika mau berangkat dari Majalengka, dari BIJB, harus ke embarkasinya, embarkasinya di Indramayu," ujarnya.
Kondisi Bandara Kertajati juga mendapat sorotan dari Mantan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin. Menurutnya, kondisi sulit telah dirasakannya bahkan sejak masih awal operasi bandara, sekitar Oktober 2023.
Bey mengatakan, pada Oktober 2023 diperkirakan jumlah penumpang bandara baru 2.000 orang per hari, sedangkan tingkat keekonomiannya 7.500 orang per hari. Sedangkan per hari ini, Bey tidak yakin jumlahnya di atas 500 orang per hari.
Bandara Kertajati juga menurutnya punya kekurangan dari sisi ketersediaan jam terbang. Tidak jarang kondisi ini membuat masyarakat lebih memilih terbang dari Jakarta, sehingga waktunya jadi kurang efisien.
Usulan buat Pemerintah
Atas kondisi tersebut, Bey meminta pemerintah untuk turun tangan dalam menambah frekuensi penerbangan. "Saya mohon Pak Mendagri dan Sekjen Perhubungan, mohon ditambah frekuensi penerbangan, karena Kertajati ini sudah sangat 'berdarah-darah' dari awal saya di sini," kata Bey dalam acara kesempatan yang sama.
Di samping itu, Bey meminta Kementerian Perhubungan untuk mempertimbangkan keberadaan Bandara Kertajati dalam penerapan kebijakan. Ia mencontohkannya dengan dibukanya penerbangan Garuda Indonesia dari Halim menuju Medan dan jalur 'gemuk' lainnya beberapa tahun lalu.
Pada kala itu, Bey yang masih menjabat merasa kebijakan ini membuat masyarakat lebih cenderung memilih terbang dari Halim ketimbang dari Kertajati. Apalagi mengingat Bandara Halim dekat dengan Stasiun Kereta Cepat Whoosh.
Ia juga mengusulkan agar pemerintah betul-betul berkoordinasi terkait usulan Pemkot dalam pengaktifan kembali Bandara Husein Sastranegara. Jangan sampai dibukanya Husen justru malah membuat Bandara Kertajati semakin redup.
"Itu perlu betul-betul koordinasi atau kolaborasi. Jangan sampai mematikan, jangan sampai Husein dibuka mematikan Kertajati. Perlu ada kolaborasi. Kalau teman-teman Pemprov pasti lebih senang kalau Husein tidak dibuka dulu," ujar Bey.
Simak juga Video 'Curhat Bey Machmudin Soal Jumlah Penerbangan Bandara Kertajati':
(shc/ara)