Presiden Direktur Kearney Indonesia Shirley Santoso menjelaskan bahwa peta jalan ini bisa menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengingat proyeksi dari Badan Pusat Statistik (BPS) sekitar 60% penduduk Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan pada tahun 2025.
Shirley mengatakan, peta jalan ini fokus menekankan pada sisi bisnis dan ekonomi di suatu perkotaan. Misalnya di Jakarta yang perlu adanya pengembangan potensi ekonomi baru seperti di wilayah pesisir, yakni Jakarta Utara maupun Kepulauan Seribu. Pasalnya selama ini perekonomian dan hiburan di Jakarta masih terpusat di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
"Kepulauan Seribu juga harus diperhatikan untuk pembangunan kawasan pesisir, karena potensi di Kepulauan Seribu itu bagus sekali sebagai tourism destination. Cuma masalahnya itu transportasinya nggak sering. Nah, ini harus dibangun juga," katanya di Jakarta, Selasa (15/7/2025).
Kemudian, pengembangan kualitas masyarakat dan tenaga kerja yang harus diperhatikan. Lalu pariwisata dan branding. Shirley menjelaskan bahwa sebuah kota harus dapat meningkatkan kualitas dan ketersediaan hiburan dengan memperkuat daya tariknya sebagai destinasi wisata. Di Jakarta, kata Shirley, saat ini sudah mulai mengadakan Jakarta Fashion Week. Hal ini patut dicontoh oleh daerah-daerah lainnya.
Lalu soal lingkungan dan keberlanjutan, Shirley mengatakan Jakarta dan kota lainnya perlu mencontoh Tokyo. Tokyo berhasil mengurangi risiko banjir dan tanah longsor akibat urbanisasi yang pesat dan curah hujan tinggi melalui infrastruktur yang inovatif.
Sebuah kota global membutuhkan infrastruktur transportasi yang memadai. Meski saat ini transportasi di Jakarta sudah lebih baik, tapi masyarakat Jakarta masih bergantung pada kendaraan pribadi.
"Jadi kalau dilihat Jakarta ini saat ini penggunaan public transportation itu contohnya masih kurang dari 20%. Kita masih sangat bergantung dengan private transportation. Nah kalau kita ingin menjadi global city yang lebih kompetitif ini harus ditingkatkan," katanya.
Selanjutnya terkait litbang dan inovasi. Dalam hal ini kota-kota di Indonesia perlu mencontoh Jepang. Shirley menjelaskan bahwa Jepang menjadi contoh pendekatan yang terstruktur dan berdampak tinggi untuk pendanaan riset dan pengembangan (R&D) institusional melalui lembaga seperti Japan Science and Technology Agency.
"Lalu yang terakhir adalah yang sangat penting adalah governance, institution, dan financing. Jadi kata kelola, kota yang transparan, yang professional, yang efisien. Hal ini dilihat dari sisi seberapa cepat, misalkan dari sisi perizinan, dari sisi menanggapi permasalahan, lalu dari sisi funding dan financing itu juga sangat penting.Jadi kalau kita lihat on average itu global cities itu tidak hanya tergantung dari pembiayaan dari pusat atau APBD," katanya.
Tonton juga video "Rumah Flat Viral di Tengah Kota Jakarta Kini Ramai Peminat" di sini:
(acd/acd)