Jakarta Bisa Contoh Tokyo buat Geber Infrastruktur-Kurangi Banjir

Jakarta Bisa Contoh Tokyo buat Geber Infrastruktur-Kurangi Banjir

Heri Purnomo - detikFinance
Selasa, 15 Jul 2025 16:15 WIB
Jakarta Pusat yang memiliki luas 47,56 km persegi, jadi kota terpdat di Jakarta. Setiap 1 km persegi tanah di Jakarta Pusat dihuni oleh 23.249 jiwa.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Sejumlah wilayah di Jakarta masih memiliki peluang dikembangkan sebagai sumber ekonomi baru. Hal ini mengingat saat ini masih bergantung pada Jakarta Pusat dan Selatan.

"Jakarta lebih banyak kontribusi lebih banyak dari pusat dan selatan. Ke depannya Pemprov ingin mendirikan ekonomi baru yang tidak hanya tergantung pada pusat dan selatan. Tapi utara harus bergerak, timur harus bergerak, barat harus bergerak supaya bisa menjadi penggerak ekonomi," kata Presiden Direktur Kearney Indonesia Shirley Santoso di Jakarta, Selasa (15/7/2025).

Shirley mengatakan, untuk pembangunan infrastruktur di pesisir, Pemprov Jakarta bisa mencontoh Tokyo, Jepang yang bisa mengoptimalkan kawasan pesisir menjadi wilayah baru yang mendongkrak perekonomian.

Selain itu, Tokyo juga berhasil mengurangi risiko banjir dan tanah longsor akibat urbanisasi yang pesat dan curah hujan tinggi melalui infrastruktur yang inovatif. Ia mengatakan, banjir masih menjadi persoalan yang terus dilakukan pembenahan oleh pemerintah.

"Yang kita lihat banyak sekali kota global adalah coastal development, jadi pembangunan pesisir, daerah pesisir. Nah, ini contohnya kalau di Jakarta itu adalah daerah pesisir utara. Nah, kita lihat di global city lainnya seperti di Tokyo, pembangunan pesisirnya itu sangat baik," katanya.

Shirley mengatakan, wilayah pesisir utara Jakarta seperti Ancol, Sunda Kelapa, Pelabuhan Tanjung Priok hingga Kepulauan Seribu menyimpan potensi besar. Namun, pembangunan masih belum terintegrasi secara optimal. Shirley menyebut bahwa pengembangan pesisir Jakarta perlu dirancang secara menyeluruh.

"Potensi dan peran kawasan pesisir itu penting sekali. Memang pengembangan kawasan pesisir di Jakarta tidak mudah, karena ini menyangkut dengan banyaknya pihak yang ada di dalamnya," katanya.

"Sekarang itu memang harus ada integrasi rencana pembangunan kawasan pesisir utara. Karena ini nyambungkan. Misalnya Ancol mau diapain, Pelabuhan Sunda Kelapa mau dijadikan pelabuhan tourism itu rencana nya gimana dan sebagainya. Pembangunan Giant Sea Wall juga harus diintergrasikan," tambahnya.

Kemudian, Shirley juga mendorong agar Pemprov Jakarta lebih banyak membangun ruang terbuka hijau. Dalam hal ini ia menyarankan Pemprov Jakarta mencontoh Bangkok, Thailand.

"Dari sisi sustainable, bagaimana Jakarta bisa mempunyai lebih banyak ruang terbuka hijau. Saat ini hanya 5%. Jadi belajar dari Bangkok, di mana banyak kaya company garden atau aset atau BUMN, dan BUMD bisa dijadikan ruang terbuka hijau," katanya.

Tonton juga Video Terpopuler Sepekan: Banjir Jabodetabek hingga Tewasnya Diplomat Muda

(acd/acd)


Hide Ads