PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) tengah mengincar berencana terlibat dalam pembangunan giant sea wall atau tanggul laut raksasa. Pihak KRAS juga telah bertemu dengan sejumlah pihak untuk membahas rencana tersebut.
Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar Djohan, mengaku telah bertemu dengan Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Didit Herdiawan dan CEO BPI Danantara Rosan Roeslani untuk membahas peluang tersebut.
Pertemuan ini membahas mengenai skema pemenuhan kebutuhan baja dalam pembangunan giant sea wall.
"Ini salah satu proyek nasional yang diharapkan memberi dampak ekonomi secara langsung. Pak Wamen telah datang ke tempat kami, Pak Wamen KKP. Itu next today's menghadap ke Pak Rosan. Di situ dibicarakan bagaimana skema-skemanya dan juga bagaimana kemampuan ekosistem pendukungnya. Ini rasanya akan jalan. Akan jalan," ungkap Djohan dalam acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Berdikari Bersama Danantara Indonesia, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Akbar menyebut potensi nilai ekonomi dari pembangunan giant sea wall tidak tertutup pada beberapa pihak. Menurutnya, proyek ini juga terbuka untuk kolaborasi semua pihak. Namun, ia menekankan harus ada pembatasan impor produk baja.
"Jadi potensi ini juga tentu tidak tertutup untuk membuka kesempatan dan ruang berkolaborasi kepada seluruh stakeholder dalam negeri. Hanya memang pesan kami, untuk bisa membatasi importasi," jelasnya.
Meski begitu Akbar tak menyebut pasti berapa nilai potensi pasar Krakatau Steel dalam proyek tersebut. Selain Krakatau Steel, Akbar juga menyebut PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan turut terlibat.
"Semen Indonesia tentu dengan kapasitas produksi melebihi daripada kebutuhan itu, kami juga dari Krakatau Steel beserta ekosistemnya seharusnya bisa mengisi kebutuhan giant sea wall tadi," pungkasnya.
(hns/hns)