×
Ad

Kereta Kilat 1,5 Jam Jakarta-Bandung Bisa Terwujud? Ini Kata Pakar

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 02 Des 2025 14:22 WIB
Ilustrasi.Foto: (Dok KAI Daop 1)
Jakarta -

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) belum lama ini meneken kerja sama pengembangan layanan kereta api di Jawa Barat dengan PT KAI.

Salah satu yang mau dilakukan adalah pengembangan Kereta Api (KA) kilat Pajajaran yang menghubungkan rute Jakarta-Bandung. Layanan tersebut akan memangkas waktu tempuh menjadi 1,5 jam perjalanan.

Pengembangan kereta ini dinilai hanya akan menjadi proyek mimpi saja alias sangat sulit untuk direalisasikan. Peneliti Senior Inisiasi Strategis Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengatakan proyek ini sulit direalisasikan sebab infrastruktur kereta yang tidak mendukung.

Menurutnya kecepatan maksimum kereta api di jalur yang ada saat ini hanya mencapai 120 kilometer per jam, artinya per perjalanan Jakarta ke Bandung paling singkat cuma bisa sampai 2,5 jam.

"Rencana KA Jakarta-Bandung hanya 1,5 jam dengan KA eksisting atau konvensional alias heavy rail saat ini adalah proyek mimpi karena prasarana dan sarana KAI saat ini hanya didesain untuk kecepatan maksimal 120 km per jam, paling masuk akal saat ini dibuat cepat 2,5 jam," ujar Deddy Herlambang kepada detikcom, Selasa (2/12/2025).

Dia menilai mengupayakan jalur yang ada untuk meningkatkan kecepatan kereta juga sedikit sulit karena kondisi geografis yang membuat jalur harus berkelok-kelok.

"Bila track masih berkelok-kelok tetap tidak bisa full speed 120 km per jam, apalagi 160 km per jam lebih bermimpi lagi," lanjut Deddy.

Sebelum ada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Deddy mengungkapkan sebenarnya sudah ada kajian short cut rail atau trek lurus Purwakarta-Padalarang untuk mempercepat perjalanan dengan membangun trek lurus baru dengan biaya Rp 6 triliun.

"Mungkin bila KDM (Pemda Jabar) mau kerjakan proyek ini Rp 6 T perjalanan KA Jakarta-Bandung bisa lebih cepat kurang lebih 2 jam. Itu pun dengan pelayanan kelas express hanya berhenti di stasiun ujung dari Gambir-Bandung," lanjut Deddy Herlambang.

Di sisi lain, Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menjelaskan pada dasarnya infrastruktur KA konvensional di ruas mana pun, termasuk Jakarta ke Bandung harus selalu ditingkatkan agar perjalanan kereta meningkat, dan waktu tempuh dipersingkat, dengan tetap mengutamakan keselamatan.

Baginya, KA Kilat yang ditawarkan Dedi Mulyadi hanya sebuah permainan wacana belaka. Yang terpenting sebetulnya bukan kereta kilatnya tapi mempersingkat waktu tempuh dengan membenahi infrastruktur jalur rel kereta yang sudah ada.

"Jadi sebetulnya yang dibutuhkan bukan KA kilatnya, karena ini hanya branding semata, tetapi penyingkatan waktu tempuh di ruas-ruas KA konvensional, terutama KA di lintas pegunungan," ujar Aditya kepada detikcom.

Menurut Aditya, Pemprov Jawa Barat dan KAI sebaiknya fokus menambah panjang dulu jalur ganda di ruas Purwakarta-Padalarang yang sekarang belum sepenuhnya jalur ganda. Dengan begitu, kereta api tidak perlu berhenti untuk persilangan dan pada ujungnya kecepatan bisa meningkat.

Pemprov Jabar dan KAI juga bisa meneruskan pembangunan jalur rel dwiganda sampai Cikarang dan bahkan lanjut ke Karawang atau Cikampek agar ada jalur terpisah antara KRL dengan KA jarak jauh. Selanjutnya, yang bisa dilakukan adalah mengurangi jumlah dan radius lengkungan jalur agar kecepatan kereta api dapat bertambah.

"Dengan cara demikian dapat diupayakan waktu tempuh perjalanan dapat ditekan hingga setidaknya di bawah atau maksimal 2 jam," papar Aditya.

Simak juga Video 'Dirut KAI Sebut KCIC Siap Beri Data-Kesaksian soal Whoosh ke KPK':




(hal/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork