-
Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah mengumumkan hasil final pendaftaran rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang berakhir 15 Oktober 2018.
BKN mengumumkan berapa banyak jumlah pelamar CPNS hingga akhir masa pendaftaran. Selain itu, BKN juga mengumumkan informasi penting yang perlu diketahui pelamar setelah pendaftaran CPNS ditutup.
Hal-hal yang dimaksud meliputi waktu pengumuman hasil seleksi administrasi, waktu pelaksanaan tes seleksi kompetensi dasar (SKD). Ada pula pemaparan hasil rekrutmen CPNS untuk tenaga honorer K2.
Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengumumkan ada 4.436.694 akun yang terdaftar sebagai pelamar CPNS hingga penutupan. Dari jumlah tersebut, 3.627.981 diantaranya berhasil melengkapi dokumen persyaratan sebagai pelamar.
"Dari 4,4 juta itu, yang sudah submit 3.627.981 orang. Ini yang akan terus ke tahap selanjutnya untuk diverifikasi," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat BKN Mohammad Ridwan dalam konferensi pers di Kantor Pusat BKN, Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Sementara itu, ada sekitar 808.713 akun pendaftaran CPNS yang gagal melengkapi dokumen. Mereka dipastikan gagal mengikuti seleksi administrasi.
"Dari jumlah akun dikurangi dengan jumlah yang submit (menyerahkan dokumen), ada 800.000 akun yang gagal submit," katanya
Menurut Ridwan, total pendaftar CPNS 2018 berada di luar ekspektasi. Sebelumnya diprediksi jumlahnya mencapai 6-8 juta pendaftar.
"Jumlah akun pelamar final yang tercatat di SSCN adalah sejumlah 4.436.694 akun. Ini memang less expected (di luar ekspektasi) dari yang kami perkirakan sebelumnya antara 6-8 juta," tambahnya.
Sebanyak 1.751.661 pelamar CPNS dipastikan bisa ikut tes seleksi kompetensi dasar (SKD). Hal itu karena mereka sudah dinyatakan lolos verifikasi dokumen persyaratan.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat BKN Mohammad Ridwan mengatakan, dari dokumen yang sudah diverifikasi sampai hari ini, ada 355.733 yang tidak lolos dalam tahap tersebut.
"Dari yang sudah diverifikasi, yang memenuhi syarat 1.751.661 sampai detik ini. Yang tidak memenuhi syarat sampai detik ini 355.733 orang. Antara 20-21% in general, teman-teman tidak lolos," katanya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BKN, Jakarta Timur, Selasa (16/10/2018).
Ridwan mengatakan, sejauh ini sudah ada sekitar 2 juta pelamar yang dokumennya diverifikasi. Masih ada 1.233.409 pelamar yang akan dan sedang masuk tahap verifikasi, sehingga pelamar CPNS yang bisa ikut SKD diperkirakan masih bisa bertambah.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bagian Media dan Pengaduan Masyarakat BKN Yudhantoro BayuWiratmoko menjelaskan, proses verifikasi ini dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan instansi yang bersangkutan.
"Kegiatan verifikasi dilakukan BKD dan instansi. Yang diverifikasi, pertama tanggal lahir. Kedua adalah antara formasi yang dilamar dengan ijazah yang di-submit. Hasil ini, yang dinyatakan lulus bisa ikuti tes SKD," tambahnya.
Hasil seleksi administrasi peserta CPNS diumumkan paling lambat 21 Oktober 2018. Pada tanggal tersebut seluruh peserta CPNS sudah mengetahui status kelulusan administrasi mereka.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat BKN Mohammad Ridwan mengatakan proses verifikasi dokumen administrasi sudah mulai dilakukan.
"Dari hari ini sampai tanggal 21 Oktober mungkin ada beberapa K/L atau instansi ya yang sudah mengumumkan siapa yang lulus atau tidak dan itu lanjut sampai tanggal 21 (Oktober)," katanya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BKN, Jakarta Timur, Selasa (16/10/2018).
Setelah seluruh hasil kelulusan peserta seleksi administrasi selesai, nantinya akan segera diumumkan kapan dan di mana peserta yang lulus bisa mengikuti tahap selanjutnya, yakni tes seleksi kompetensi dasar (SKD).
"Nanti setelah tanggal 21 semua sudah diumumkan ada waktu untuk mengumumkan siapa mendapat lokasi tes SKD, di mana dan kapan," tambahnya.
Peserta CPNS yang dinyatakan lulus seleksi administrasi atau tidak akan diumumkan melalui laman BKN dan instansi yang dipilih. Selain itu, pelamar akan mendapat notifikasi pada email yang didaftarkan saat seleksi administrasi.
Tes seleksi kompetensi dasar (SKD) pada rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2018 dimulai 27 Oktober hingga 7 November 2018. Pelaksanaannya dilakukan secara serentak oleh tiap-tiap instansi.
"Insya Allah SKD akan kita mulai serentak di seluruh Indonesia mulai 27 Oktober 2018 sampai 7 November 2018," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat BKN Mohammad Ridwan dalam konferensi pers di Kantor Pusat BKN, Jakarta Timur, Selasa (16/10/2018).
Namun, untuk mengetahui update tersebut, dia mengimbau para peserta rutin memantau media sosial dan laman BKN serta instansi yang dipilih.
"Teman-teman pelamar kami minta selain aktif lihat notifikasi di media sosial BKN, juga melakukan hal yang sama untuk media sosial dan web instansi yang dia pilih untuk tahu kapan saya (tes), di mana (lokasi tes)," sebutnya.
Pelamar CPNS yang sudah melengkapi administrasi pun paling lambat 21 Oktober 2018 sudah mengetahui apakah mereka dinyatakan lanjut ke tes SKD atau tidak. Dengan demikian, mereka punya waktu seminggu untuk melakukan persiapan sebelum tes di 27 Oktober.
"Menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu, reservasi pesawat, transportasi, kemudian menginap di mana dan sebagainya," tambahnya.
Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengumumkan hanya 8.765 tenaga eks honorer K2 yang ikut seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2018. Padahal totalnya ada 13.345 orang yang berkesempatan untuk ikut.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat BKN Mohammad Ridwan mengatakan, jumlah honorer K2 yang sudah daftar akun CPNS mencapai 8.802 orang. Mereka terdiri dari tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan. Namun yang melengkapi dokumen persyaratan cuma 8.765 orang.
"Formasi tenaga honorer K2 yang kita tahu ada 13.345 ya. Itu ternyata yang buat akun hanya 8.802. Kemudian yang men-submit(dokumen persyaratan) sedikit di bawah itu, 8.765," katanya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BKN, Jakarta Timur, Selasa (16/10/2018).
Jika dihitung maka ada 5.000an honorer K2 yang tidak membuat akun CPNS sama sekali. Ridwan juga tidak tahu pasti mengapa ada 5.000 honorer K2 tidak mendaftarkan akun untuk ikut seleksi CPNS.
"Pertanyaannya yang muncul, apa yang terjadi dengan 5.000an orang itu. Kami terus terang tidak tahu tapi sekitar 70% yang masuk ke helpdesk (layanan bantuan seleksi CPNS) kami, itu rata rata menanyakan bagaimana caranya, bagaimana caranya," jelasnya.
"Yang jadi tantangan mereka menyerahkan biasanya ke operator sekolah untuk menyelesaikan (pembuatan akun) itu. Ketika operator sekolah tidak tahu data atau salah klik maka akhirnya jadi seperti itu. Jadi bukan tenaga honorer K2 itu sendiri yang menginput tapi orang lain," ujarnya.