IHSG dalam perdagangan pekan kemarin, ditutup menguat di level 0,23% di level 5,716.82. Penguatan tersebut terutama didorong oleh sektor infrastruktur yang kemarin sempat menguat hingga 1,72%. Sementara itu, pada pagi ini Dow Jones bergerak stagnan, dengan koreksi sebesar -0,01% ke level 21,080.28, sementara itu hari ini EIDO kembali terkoreksi sebesar -0,45% ke level 26,79.
Dalam rapat FOMC pada beberapa waktu lalu, sebagian anggota dewan gubernur bank sentral Amerika (The Fed) sepakat untuk menunda kenaikan suku bunga pada Juni nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti yang Anda ketahui, laju produk domestik bruto (PDB) Amerika pada kuartal I/2017 hanya melaju 0,7% atau di bawah prediksi pasar sebesar 1,2%. Angka itu juga menjadi yang terendah sejak tiga tahun terakhir.
Akan tetapi, The Fed melihat adanya kenaikan PDB Amerika yang akan terjadi pada kuartal II/2017. Apabila hal itu terjadi dan sesuai ekspektasi, maka The Fed hampir bisa dipastikan kembali menaikkan suku bunganya.
Untuk mendukung hal tersebut, The Fed juga rencananya akan mulai melakukan kebijakan pemotongan neraca keuangan hingga US$ 4,5 miliar, yang sebagian besar terdiri dari akumulasi utang pemerintah sejak krisis 2008 lalu.
Dengan tertundanya kenaikan suku bunga The Fed ini, merupakan hal yang positif bagi Indonesia tentunya. Apalagi mengingat rating Investment Grade yang baru didapatkan baru-baru ini, yang kemungkinan akan membuat BI dapat melakukan pemangkasan suku bunga, sehingga mempercepat laju ekonomi Indonesia.
Sementara itu, hal ini kemungkinan akan dapat memberikan dorongan untuk saham-saham di sektor perbankan, terutama saham-saham Blue chip seperti BMRi, BBNI dan BBCA.
Salam profit,
Ellen May
(ang/ang)