Artha Sekuritas
Kemarin IHSG ditutup melemah. IHSG ditutup di level 6,639.17 (-2.28%). IHSG ditutup melemah cukup signifikan sejak awal sesi perdagangan diakibatkan ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Indonesia di bulan ini setelah rilis data inflasi tercatat naik akhir pekan kemarin. Selain itu tidak banyak sentimen pendorong awal pekan ini.
Bursa Amerika Serikat libur. Dow Jones ditutup 31,097,26 (+0.00%), NASDAQ ditutup 11,127.84 (+0.00%), S&P 500 ditutup 3,825.33 (+0.00%). Bursa saham Amerika Serikat libur untuk merayakan hari kemerdekaan. Di sisi lain, Index saham futures mengalami kenaikan setelah index saham mengalami pelemahan signifikan di akhir pekan kemarin. Pada pekan ini investor akan menantikan rilis data nonfarm payrolls pada hari jumat nanti yang diekpektasikan turun ke kisaran angka 270K dimana pada bulan lalu berada di level 390K. Selain itu, The Fed akan melaksanakan meeting yang dijadwalkan pada hari rabu bersamaan dengan rilis beberapa data ekonomi yang diperkirakan akan berdampak pada pergerakan bursa saham Wall Street.
IHSG diprediksi Menguat
Resistance 2 : 6,885
Resistance 1 : 6,762
Support 1 : 6,537
Support 2 : 6,435
IHSG diprediksi menguat. Secara teknikal candlestick membentuk hanging man dengan indikator stochastic yang sudah memasuki area oversold mengindikasikan potensi rebound dalam jangka pendek. Penguatan diperkirakan bersifat sementara dikarenakan minimnya sentimen serta kekhawatiran akan inflasi dan kenaikan suku bunga,
Mirae Asset Sekuritas
IHSG ditutup melemah 2.28% pada hari Senin karena investor memperhitungkan panduan inflasi FY22 yang direvisi Bank Indonesia menjadi 4.5%-5.5%YoY dari panduan sebelumnya sebesar 4.2%YoY, pelemahan Rupiah dan berlanjutnya net sell asing pada ekuitas Indonesia dengan total net sell asing sebesar IDR572 miliar pada hari Senin. Penghambat utama IHSG adalah GOTO dan sektor keuangan karena investor asing terus membukukan net sell di beberapa bank besar, yaitu BBCA dan BBRI. Beberapa perusahaan yang terkait dengan batubara, yaitu ADRO (+1,8%), ITMG (+0,1%), dan UNTR (+0,1%), melawan tren dengan membukukan keuntungan didukung berlanjutnya harga batubara yang menguntungkan dan melemahnya Rupiah. Karena meningkatnya kasus Covid-19 setiap hari, pembatasan sosial di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dinaikkan menjadi PPKM level 2 (dari level 1).
Pasar AS pada hari libur pada hari Senin, merayakan hari kemerdekaan.
Teknikal
- IHSG Daily, 6,639.17 (-2.28%), test resistance at 6,700, trading range 6,599 - 6,700. Indikator MFI optimized indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized sudah berada di oversold area. Pada periode weekly indikator MFI optimized, RSI optimized dan indikator W%R optimized cenderung konsolidasi dengan kecenderungan menguat. Daily support di 6,599 dan daily resistance di 6,700. Cut loss level di 6,500.
- ADRO Daily, 2,770 (+1.84%), trading buy, trading range 2,690 - 2,820. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized sudah berada di oversold area cenderung naik lebih lanjut. Daily support di 2,690 dan daily resistance di 2,820. Cut loss level di 2,650.
- PTBA Daily,3,680 (-1.08%), trading buy, trading range 3,630 - 3,750. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized sudah berada di oversold area dengan kecenderungan menguat. Daily support di 2,630 dan daily resistance di 3,750. Cut loss level di 3,550.
- INDF Daily, 6,825 (-2.85%), buy on weakness, trading range 6,775 - 6,950. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized sudah berada di oversold area dengan kecenderungan menguat. Perkiraan daily support di 6,775 dan daily resistance terdekat di 6,950. Cut loss level di 6,625.
Daily Write Up
- Pertumbuhan kredit di industri perbankan sedikit melambat menjadi 9,0% YoY di bulan Mei (April: +9,1% YoY), yang kami yakini karena musim liburan panjang di awal Mei.
- Simpanan tumbuh 9,9% YoY (April: +10,1% YoY), didorong oleh giro dan tabungan. LDR terus meningkat hingga 80,0% (April: 79,9%).
- 4 bank besar di bawah coverage kami terus membukukan pertumbuhan kinerja yang stabil di 5M22, dengan BBRI mengungguli lainnya. Hasil run rate BBRI, BMRI, dan BBNI berada di atas perkiraan konsensus, sedangkan BBCA inline/sedikit di atas.
- BBRI mencatatkan pencapaian terbaik di bulan Mei, berkat pertumbuhan pendapatan bunga dan pendapatan non-bunga yang lebih kuat, didukung oleh efisiensi beban bunga.
- BMRI juga membukukan kinerja yang lebih kuat di bulan Mei, terutama didorong oleh efisiensi opex. Mengenai NPL PT Titan Infra Energy (Titan) sebesar USD450mn (setara dengan IDR6,7tr), kami mencatat bahwa Titan telah dinyatakan NPL sejak Agustus 2020. BMRI memastikan bahwa provisi kerugian pinjaman telah dibebankan sepenuhnya.
- Melihat hasil 5M22 perbankan dan makro ekonomi Indonesia, kami memiliki pandangan optimis namun waspada terhadap sektor perbankan.
- Perhatian kami terletak pada kualitas aset dan pertumbuhan kredit. Karena banyak bisnis baru saja pulih dari kemerosotan selama pandemi, kita mungkin melihat kualitas pinjaman beberapa peminjam memburuk bila suku bunga naik. Pertumbuhan kredit juga dapat terkena dampak negatif dari kenaikan suku bunga, terutama di segmen konsumer.
- Terlepas dari gejolak pasar saat ini, kami pikir harga saham bank-bank besar yang tertekan sekarang menawarkan potensi kenaikan lebih besar. Oleh karena itu, kami mempertahankan rating Overweight di sektor perbankan. Pilihan utama kami adalah BBRI (Beli, TP: Rp5.450) dan BMRI (Beli, TP: Rp10.200). Kami juga menyukai BBCA (Trading Buy, TP: IDR8.550) karena memiliki kinerja yang paling tangguh, yang merupakan elemen penting selama masa-masa sulit.
Simak Video "Menaker Bakal Sanksi Perusahaan yang Telat atau Tak Beri THR Karyawan!"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)