Pada perdagangan kemarin (2/1), IHSG ditutup menguat sebesar +0,01% atau +0,36 poin di level 6.850,98. Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani mengungkapkan, hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed dalam range level 6.810 - 6.891.
Ada sejumlah sentimen yang turut mewarnai laju IHSG hari ini. Dari dalam negeri, data inflasi pada akhir tahun 2022 tercatat sebesar 5,51% YoY, di atas konsensus sebelumnya 5,39% YoY dan di atas periode November 2022 yang tercatat 5,42% YoY. Sementara itu, Inflasi periode bulanan tercatat sebesar 0,66% MoM, di atas periode sebelumnya yang tercatat 0,09% MoM.
Inflasi inti tercatat stabil di level 3,36% YoY. Peningkatan inflasi pada Desember 2022 disebabkan faktor musiman karena adanya hari raya Natal dan perayaan akhir tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari mancanegara, Direktur International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva menyatakan tahun 2023 merupakan tahun yang sulit untuk ekonomi global akibat adanya ancaman resesi. IMF memperkirakan sekitar 25% PDB global akan tumbuh kurang dari 2% pada tahun 2023.
Sementara itu, kenaikan pajak menekan biaya hidup di Inggris, dengan rata-rata rumah tangga akan membayar pajak sebesar Β£ 1.000 atau sekitar Rp 18,7 juta.
Data inflasi juga menjadi salah satu sorotan dalam analisa yang disampaikan NH Korindo Sekuritas Indonesia.
Dalam risetnya, diungkapkan bahwa inflasi sepanjang 2022 tercatat tembus 5.51% YoY (0.66% MoM), naik signifikan dari 1.87% pada akhir tahun sebelumnya; dikerek oleh komoditas pangan, bahan bakar, dan tarif transportasi yang wajar meningkat pada holiday season Natal dan Tahun Baru.
IHSG memulai hari perdagangan pertama di 2023 dengan Kembali uji area Support MA10 & MA20 pada range : 6840-6815 (Low : 6823) namun mengakhirinya dengan candle Doji, membuka harapan hari ini candle itu akan dikonfirmasi oleh sebuah candle hijau, mengakhiri konsolidasi seminggu terakhir dan melanjutkan up-swing (bullish) jangka pendek menuju TARGET 6950-6960 up to 7000 level psikologis.
Dari luar negeri, bursa Eropa memulai hari pertama perdagangan di 2023 dengan cukup bersemangat, naik sekitar 1 persenan didukung oleh data manufacturing negara-negara Euro zone yang keluar, in line atau lebih baik dari perkiraan (selain German Manufacturing PMI 47.1 yang lebih rendah dari consensus 47.4 namun masih lebih tinggi dari posisi sebelumnya 46.2), menimbulkan harapan bahwa kondisi ekonomi yang terburuk telah lewat.
Sementara itu, Brazil mampu pembukukan US$ 62.3 milyar trade surplus selama tahun 2022 (US$ 4.8 milyar selama Desember 2022, di atas perkiraan Reuters pada angka US$ 3 milyar), sebuah angka rekor sejak 1989.
(dna/dna)