Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan tren pelemahan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (1/9). Pelemahan IHSG kuat dipengaruhi oleh gejolak politik dan keamanan domestik menyusul aksi demonstrasi di sejumlah daerah.
Pada penutupan perdagangan Jumat (29/8) kemarin, IHSG mencatat koreksi yang cukup dalam dengan pelemahan 1,53% ke level 7.830. Berdasarkan catatan detikcom, IHSG bergerak di zona merah sepanjang hari tersebut.
Sementara hari ini, IHSG diprediksi melanjutkan tren pelemahan, mengingat gelombang demonstrasi masih terus berlanjut di sejumlah kota besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menyebut investor masih menyikapi gelombang demonstrasi dengan bijak. Menurutnya, IHSG bisa bergerak menguat jika kondisi politik dan keamanan mulai kondusif.
"Secara teknikal, IHSG berpotensi breakdown dari batas ascending broadening wedge pattern mengingat Stochastics K_D dan RSI telah menunjukkan sinyal negatif. Market masih bersikap prudent terkait aksi demonstrasi yang belakangan terjadi. Bila kondisi politik dan keamanan mulai kondusif, maka potensi buy on dip terjadi," ungkap Nafan dalam analisisnya, Senin (1/9/2025).
Di sisi lain, Nafan menilai pengumuman data inflasi serta neraca perdagangan awal bulan juga dinantikan pelaku pasar. Sementara sentimen eksternal, investor disebut masih optimistis dengan adanya pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
"Sejauh ini market masih optimis bahwa Fed Rate akan diturunkan sebesar 25 bps pada September 2025 meski hasil US PCE per Juli lebih tinggi dari target inflasi The Fed," jelasnya.
Mirae Asset Sekuritas memprediksi, IHSG akan bergerak pada level support 7.736-7.668 dengan resistance pada posisi 7.900-7.958.
Gejolak Ganggu Kepercayaan Investor
Senada, Phintraco Sekuritas juga menyebut IHSG masih akan dipengaruhi faktor stabilitas politik dan keamanan domestik. Gejolak yang kian meluas dikhawatirkan mengganggu kepercayaan investor.
"Fokus perhatian pasar akan tertuju pada perkembangan situasi keamanan dan politik dalam negeri. Jika gangguan keamanan meluas, dikhawatirkan akan berdampak pada turunnya kepercayaan investor yang dapat mengakibatkan outflow investor asing," jelasnya analisis Phintraco Sekuritas.
Dalam kondisi melemahnya kepercayaan investor, nilai tukar rupiah juga disebut akan ikut melemah akibat gejolak yang terjadi. Akhirnya, pertumbuhan ekonomi dapat terhambat karena terganggunya aktivitas ekonomi dan distribusi barang.
"Jika ketidakpastian politik berlangsung lama dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap fundamental makro ekonomi dan kinerja emiten," terangnya.
Phintraco Sekuritas memperkirakan, IHSG berpotensi kembali menguji level 7.800, jika mampu bertahan di level ini diperkirakan IHSG akan sideways di kisaran 7.800-7.900. Jika situasi kondusif, IHSG berpotensi menguji level resistance di 7.900-7.940.
"Namun jika IHSG ditutup di bawah level 7.760, maka diperkirakan berpotensi menguji level support di 7.630-7.680," imbuhnya.
Sementara itu, CGS International Sekuritas Indonesia menyebut IHSG hari ini akan bergerak variatif. Pasalnya, tuntutan para demonstran mulai dipenuhi. Di sisi lain, naiknya harga komoditas mineral logam diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar.
"IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 7.700-7.710 dan resist 7.890-7.950," jelas analisis tersebut.