Jakarta -
Kondisi likuiditas perbankan nasional saat ini masih sangat ketat. Mengantisipasi keringnya likuiditas, perbankan mematok suku bunga deposito tinggi hingga mencapai 11% per tahun, jauh lebih tinggi dari rata-rata bunga deposito saat ini yang hanya 7-8% per tahun. Tujuannya tak lain untuk menggaet banyak nasabah kaya.
Lalu, bank apa saja yang berani menawarkan suku bunga tinggi demi mendapatkan aliran likuiditas dari para nasabah kaya? Berikut catatan yang berhasil dihimpun detikFinance, Selasa (23/9/2014).
Meski perbankan menampik adanya 'perang' suku bunga deposito, tapi pada kenyataannya banyak bank yang mematok bunga di atas 10% bahkan sampai 11%. Tingginya suku bunga deposito ini demi menarik dana nasabah di tengah keringnya likuiditas.
Salah satunya di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Bank milik negara ini bisa memberi bunga deposito hingga 10,5% per tahun. Namun tidak semua nasabah bisa mendapat layanan bunga sebesar ini.
"Tergantung jangka waktunya, nominalnya. Ada lah beberapa yang 10%, ada yang 10,5%, tapi kan tergantung. Jumlahnya enggak banyak," ujar Direktur keuangan BRI Achmad Baiquni di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komplek Bank Indonesia (BI), Senin (22/9/2014).
Nasabah yang bisa menikmati bunga tinggi itu biasanya yang menyimpan dana di atas Rp 2 miliar. Tingginya bunga ini menurut Baiquni sudah bisa mengurangi kekeringan likuiditas di bank milik negara tersebut.
"Kalau saya lihat sih di BRI, likuiditas sudah sangat membaik. Kita sudah mulai nurunin (bunga deposito)," ujarnya.
Tindakan perbankan dalam negeri memberikan bunga deposito tinggi memang benar terjadi. PT Bank Bukopin Tbk menyatakan, bunga deposito untuk deposan berdana ratusan miliar rupiah, bisa 10-11% per tahun.
"(Bunga deposito) Sama dengan pasar, 10-11%. Itu yang ratusan miliar rupiah. Yang Rp 2 miliar masih 7%," ujar Direktur utama Bank Bukopin Glen Glenardi di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jalan Thamrin, Jakarta, Senin (22/9/2014).
Menurut Glen, sejumlah petinggi bank hari ini dipanggil oleh OJK untuk membicarakan soal perang bunga deposito. Bila bunga tidak turun, maka bank akan rugi sendiri.
Kondisi perang bunga deposito terjadi saat ini. Sejumlah bank besar berani memberikan bunga deposito tinggi kepada nasabah berkantong tebal.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) bahkan berani memberikan bunga 10% untuk nasabah yang meletakkan uang minimal Rp 10 miliar. Padahal, bunga simpanan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah 7,75% untuk simpanan rupiah di bank umum.
Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo mengatakan, bunga deposito 10% itu diberikan untuk deposito berjangka waktu 1 bulan.
"Kita itu menaikkan tidak pernah mendahului pasar, karena likuiditas kita cukup kok, tinggal mencocokan kita punya lending (kredit)," ujar Gatot
Halaman Selanjutnya
Halaman