Ini Alasan Pemerintah dan BI Genjot Transaksi Non Tunai

Ini Alasan Pemerintah dan BI Genjot Transaksi Non Tunai

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Sabtu, 03 Des 2016 14:57 WIB
Foto: Fadhly Fauzi Rachman
Kuta - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) terus mendorong penggunaan transaksi non tunai dan meninggalkan transaksi tunai. Tercatat, per Oktober 2016 ini, penggunaan transaksi non tunai telah melebihi penggunaan transaksi uang kartal (kertas dan logam).

Selain transaksi non tunai dapat mengurangi penggunaan dan peredaran dari uang kartal, sebenarnya apa alasan BI mendorong transaksi non tunai?

Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran (DKSP) BI, Farida Peranginangin menjelaskan, dengan mendorong penggunaan transaksi non tunai dapat menghemat biaya dibandingkan dengan transaksi tunai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biaya apa saja yang dihemat? Ada biaya cetak uang, biaya distribusi uang, dan biaya cash handling. Contohnya, biaya cash handling itu gede loh, di SPBU, kalau pegang uang tunai banyak-banyak harus tambah jam lembur karyawannya untuk menghitung di akhir hari, kemudian harus hire tenaga security untuk antar uang ke bank karena tidak akan mereka taruh di kantor mereka sendiri, belum biaya hilang yang tak terukur," terang Farida di Hardrock Hotel, Bali, Sabtu (3/12/2016).

Selain hemat biaya, Farida juga mengatakan dengan penggunaan transaksi non tunai dapat lebih mengefisiensikan waktu, dibandingkan dengan transaksi tunai.

"Dari segi efisiensi yang lain adalah kecepatan. Uang ini velocity of money-nya lebih cepat kalau non tunai. Jadi kalau kita mau keluar dari middle income trap, ekonomi kita harus jauh lebih efisien sehingga lebih cepat juga pertumbuhannya," kata dia. (ang/ang)

Hide Ads