Kemudian, dari segi aset, perbankan syariah mencatatkan Rp 355,88 triliun. Jumlah ini menyumbangkan kontribusi sebesar 40% untuk industri keuangan syariah nasional.
Sementara itu, dari segi pembiayaan tercatat tumbuh Rp 252,69 triliun atau tumbuh 16,22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 217,4 triliun. Sedangkan untuk dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp 287,08 triliun atau tumbuh 21,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 236,7 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"OJK sebagai regulator akan terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan industri jasa keuangan syariah di Tanah Air. Antara lain dengan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan syariah," ujar Deputi Komisioner OJK Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) I Edi Setiadi, dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/4/2017).
Anak usaha syariah Bank Negara Indonesia (BNI), berdasarkan laporang keuangan perseroan per kuartal I 2017 mencatatkan jumlah aset Rp 29,86 triliun atau tumbuh 21,01% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 24,68 triliun. Ini ditopang oleh pembiayaan yang tumbuh 17,83% dan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp 4,89 triliun atau tumbuh 23,38%.
Selain BNI Syariah, CIMB Niaga Syariah per kuartal I 2017 juga mencatatkan pertumbuhan positif, untuk pembiayaan tercatat Rp 10,98 triliun atau tumbuh 44,5% secara tahunan. Kemudian DPK tercatat Rp 9,71 triliun atau tumbuh 19%.
Dari laporan keuangan kuartal I 2017, Bank Mandiri Syariah mencatatkan total aset Rp 80 triliun. Lalu total pembiayaan Rp 55,4 triliun dan total DPK Rp 71 triliun. (hns/hns)