Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang, Suhaedi mengatakan, memang Pulau Jawa terbanyak karena aktivitas perekonomian yang tinggi.
"Dilihat dari daerahnya, temuan uang palsu paling banyak di Pulau Jawa, ini karena transaksi ekonomi dan kegiatan bisnis di Pulau Jawa lebih tinggi dari daerah lain," kata Suhaedi di Gedung BI, Jakarta, Kamis (22/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian untuk wilayah Kantor Perwakilan Daerah Nasional (KpwDN) Cirebon 834 lembar dan Tegal 678 lembar.
Pada 2014 temuan uang palsu di Pulau Jawa tercatat 69.940 lembar, kemudian pada 2015 meningkat menjadi 222.443 lembar dan mulai menyusut kembali pada 2016 yaitu 81.424 lembar.
Sementara itu untuk wilayah uang palsu yang paling sedikit berada di Kalimantan, yakni 467 lembar dan Sulawesi Maluku Papua (Sulampua) sebanyak 747 lembar. (ang/ang)