"Memang IMF terus mengkaji tentang digital currency ini. Tapi pada intinya sisi positifnya sebenarnya kan platformnya disebut blockchain akan sangat bermanfaat untuk transaksi ke depan karena sangat transparan dan decentralized dan sebagainya," kata Executive Director IMF Regional ASEAN Juda Agung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Jumat (2/3/2018).
Juda memperkirakan polatransaksi ke depan akan mengadopsi sistem blockchain. Blockchain adalah solusi teknologi yang merevolusi cara kerja internet, perbankan dan aplikasi menjadi tanpa server.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ada juga risiko yang perlu diperhatikan dengan menggunakan sistem ini. Penggunaan uang digital dikhawatirkan mengganggu stabilitas sistem keuangan dunia.
"Ada risiko yang terkait virtual currency ini terhadap stabilitas sistem keuangan global kalau ini tidak diregulasi dengan baik. Oleh sebab itu World Bank dan IMF dan berbagai lembaga membahas mengenai digital currency khususnya bagaimana meregulasi ini," kata Juda.
Banyak negara yang melarang penggunaan mata uang digital ini. Pelarangan ini dilakukan sampai ada aturan yang jelas mengenai uang digital.
"Beberapa negara yang melarang dalam rangka mencegah. Lebih baik mencegah dulu sebelum ada regulasi yang jelas. Hampir negara Asia dan beberapa negara Eropa sudah melakukan melarang penggunaan virtual currency," tutup Juda. (ara/zlf)