Tapi apakah kasus skimming memang terjadi hanya di bank BUMN saja?
Analist Digital Forensic Ruby Alamsyah menjelaskan pelaku pencurian bermodus skimming sebenarnya mengincar bank-bank besar. Karena bank besar pasti memiliki jaringan ATM dan jumlah nasabah yang besar di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadinya sekitar 2009-2010 itu Mandiri dan BCA jaringan mereka luas dan besar di Indonesia. Nah sekarang dari segi aset saja Mandiri sudah disalip BRI. Jadi targetnya memang seperti itu yang paling besar," kata Ruby saat dihubungi detikFinance, Kamis (22/3/2018).
Dia menjelaskan, pelaku pencurian itu akan menghitung peluang dari jumlah nasabah atau jumlah rekening bank. Karena BRI yang saat ini memiliki jumlah nasabah terbanyak, jadi terkesan BRI selalu terkena kasus ini.
"BRI kan besar, jadi kesannya BRI lagi BRI lagi yang kena. Padahal sebenarnya setiap bank pasti ada kasus ini. Tidak hanya spesifik satu bank saja," imbuh dia.
Ruby menjelaskan, saat ini bank harus sigap dalam menangani kasus dugaan skimming ini. "BRI harus sigap seperti BCA dan Mandiri yang sudah biasa dengan kasus seperti ini dan memitigasi penanganan masalah ini," ujar dia.
Skimming memang bukan hal baru di Indonesia. Ini adalah tindakan pencurian informasi kartu debit atau kredit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu debit atau kredit secara illegal untuk memiliki kendali atas rekening korban.
Dari kasus ini BRI telah mengganti dana nasabah korban skimming di Kediri, Jawa Timur. BRI mengganti dana sebesar Rp 145 juta untuk 33 nasabah. Sebagai langkah antisipasi Direktur Digital Banking & Teknologi BRI Indra Utoyo menjelaskan BRI akan meningkatkan pengamanan sistemnya dan mempercepat proses migrasi kartu debit magnetic stripe ke kartu debit berteknologi chip.
Bank Mandiri juga telah mengganti rugi sebesar Rp 260 juta untuk 144 nasabah yang menjadi korban skimming. Saat ini Bank Mandiri juga meningkatkan keamanan sistem dan mempercepat proses migrasi kartu debit ke chip. Bank Mandiri sudah melakukan migrasi kartu debit ke chip sebanyak 25% dari total kartu debit yang diterbitkan.
Dari data pihak Kepolisian ada sejumlah bank yang kartu debitnya dipalsukan antara lain:
BRI 1.211 kartu palsu
BNI 36 kartu palsu
Mandiri 28 kartu palsu
BCA 18 kartu palsu
Mandiri Syariah 6 kartu palsu
Niaga 6 kartu palsu
PERMATA 5 kartu palsu
PANIN 4 kartu palsu
Selebihnya adalah BIN Bank Overseas
(ang/ang)