Bunga Kredit Nggak Turun-turun, Ini Penjelasan Bank

Bunga Kredit Nggak Turun-turun, Ini Penjelasan Bank

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 03 Apr 2018 15:21 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Suku bunga kredit perbankan saat ini masih berada di atas 10%. Padahal suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days repo rate sudah lama berada di level rendah yaitu 4,25%.

Menanggapi hal tersebut, sejumlah bank mengungkapkan kebijakan penurunan suku bunga kredit tergantung pada masing-masing bank dan tidak bisa disamaratakan dengan bank lainnya.

Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi menjelaskan, seluruh keputusan menaikkan atau menurunkan bunga tergantung dengan kebijakan bank sepanjang bank bersedia menurunkan net interest margin (NIM) atau pendapatan bunga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika bank bersedia menurunkan NIM-nya masih dimungkinkan ada penurunan bunga kredit. Tapi bank juga harus tetap menjaga return on asset (ROA) tidak kurang dari 1,5% di samping itu penurunan bunga kredit juga harus memperhitungkan pencadangan kredit bermasalah," kata Hariyono saat dihubungi detikFinance, Selasa (3/4/2018).

Dia menjelaskan, seberapapun rendahnya bunga kredit tidak akan langsung mempengaruhi permintaan kredit. Permintaan kredit saat ini tergantung kebutuhan sektor riil untuk pengembangan usaha.

"Jadi untuk meningkatkan pertumbuhan kredit adalah menciptakan pertumbuhan di sektor riil itulah kuncinya," ujar dia.

Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja menjelaskan saat ini bunga kredit sudah mengalami penurunan. Namun tidak diiringi dengan kenaikan permintaan kredit.


"Bunga kredit sudah turun banyak, tapi permintaan kreditnya tidak naik pesat. Rasanya permintaan kredit tidak terkait dengan penurunan bunga kredit semata. Lebih ke kondisi makro dan pasarnya," ujar dia.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menjelaskan untuk penurunan bunga kredit konsumen akan memengaruhi permintaan kreditnya. Namun untuk kredit modal kerja dan kredit investasi tergantung dengan iklim bisnis.

"Kalau bisnis lagi lesu, mereka nggak mau ambil kredit sekalipun bunga diturunkan," ujar dia.

(ang/ang)

Hide Ads