Keberhasilan ini tercapai di saat volatilitas kondisi pasar tinggi di minggu akhir bulan April lalu. Kendati pasar finansial bergejolak, Pelindo III mampu melakukan penetrasi pasar dengan eksekusi satu hari saja. Proses ini relatif cepat dan menjadikan Pelindo III sebagai BUMN pertama yang mampu menerbitkan obligasi global tanpa roadshow.
Dengan mengumumkan dan menetapkan kesepakatan pada minggu terakhir April, Pelindo III kemudian dapat mengakses pasar. Menurut CEO Pelindo III Ari Askhara, pemesanan surat utang ini mengalami kelebihan permintaan sebanyak hampir dua kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat utang yang diterbitkan berhasil menarik minat secara global dengan total 68 akun yang berpartisipasi. Secara geografis, alokasi surat utang ini didistribusikan sebesar 71% ke Amerika Serikat (AS), 14% ke Asia, dan 15% ke Eropa dengan tipe investor 75% adalah fund managers, 8% bank, dan 17% asuransi serta dana pensiun.
Surat utang yang diterbitkan akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange. Bertindak sebagai joint lead managers adalah ANZ, Mandiri Securities, dan Standard Chartered Bank. Penerbitan surat utang ini merupakan cerminan komitmen Pelindo III sebagai BUMN, bersama dengan pemerintah Indonesia, untuk terus melakukan pembangunan di sektor pelabuhan dan infrastruktur di Indonesia.
Pelindo III selanjutnya akan mengelola dana tersebut untuk membiayai pembelanjaan modal perusahaan yang diperkirakan mencapai Rp 7,25 triliun. Selain itu, perusahaan pelat merah tersebut juga akan melakukan refinancing utang senilai Rp 4,39 triliun dan sejumlah aksi korporasi lainnya seperti rencana pembelian saham perusahaan swasta.
Alokasi belanja modal ini diperuntukkan untuk sejumlah program strategis, antara lain pembangunan tahap pertama Terminal Kalibaru Barat, revitalisasi alur dan renovasi fasilitas Pelabuhan Benoa, dan pembangunan Terminal Cruise dan Peti Kemas di Gilimas Lombok, pembangunan flyover dan tapper Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) Terminal Teluk Lamong.
"Pertumbuhan arus kapal dan barang, bahkan mencapai 20% dan peningkatan laba bersih sebesar 35% di tahun 2017 dibanding tahun lalu," ungkap Ari. (ara/dna)