Dolar AS Dekati Rp 14.100 Bikin Investor Deg-degan

Dolar AS Dekati Rp 14.100 Bikin Investor Deg-degan

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 10 Mei 2018 10:00 WIB
Dolar AS Dekati Rp 14.100 Bikin Investor Deg-degan
Foto: Rengga Sancaya

Bank Indonesia (BI) berupaya menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah. Sejumlah langkah diambil untuk mewujudkan hal tersebut.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, BI terus menempuh langkah-langkah untuk membuat rupiah tetap stabil. Di antaranya, intervensi di pasar valuta asing secara terukur, stabilisasi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan mengoptimalkan berbagai instrumen operasi moneter valas dan rupiah.

Termasuk, kata dia, membuka lelang forex swap untuk menjaga ketersediaan likuiditas rupiah dan menstabilkan suku bunga di pasar uang untuk memastikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah terkelola dengan baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bank Indonesia juga tengah mempersiapkan langkah kebijakan moneter yang tegas dan akan dilakukan secara konsisten, termasuk melalui penyesuaian suku bunga kebijakan 7-day reverse repo rate dengan lebih meprioritaskan pada stabilisasi, untuk memastikan keyakinan pasar dan kestabilan makro ekonomi nasional tetap terjaga," kata Agus dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (9/5/2018).

Dia menjelaskan, pelemahan rupiah yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir merupakan dampak dari menguatnya dolar AS secara skala luas (broadbased) terhadap seluruh mata uang. Hal itu berhubungan dengan semakin solidnya ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah lambatnya pemulihan ekonomi di berbagai kawasan.

Lebih rinci, nilai tukar rupiah secara year to date (ytd) per 8 Mei 2018 melemah 3,44%, peso Filipina melemah 3,72%, rupee India 4,76%, real Brasil 6,83%, rubel Rusia 8,93%, dan lira Turki 11,51%.

"Tekanan pada nilai tukar mata uang negara-negara maju lainnya juga besar. Indonesia telah mengalami beberapa tekanan yang cukup besar seperti saat ini dalam lima tahun terakhir sejak bank sentral AS melakukan program tapering off di tahun 2013," ujar Agus.

"Bank Indonesia meyakini bahwa Indonesia juga akan berhasil melewati tekanan saat ini dengan baik, dengan perekonomian yang tetap tumbuh berkesinambungan dan stabil," sambungnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercermin dari data realisasi pertumbuhan PDB Triwulan IV 2017 serta pertumbuhan PDB Triwulan I 2018 sebesar 5,06% (yoy). Menurutnya, pertumbuhan ekonomi itu stabil, kuat, dengan struktur ekonomi yang lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2018 merupakan capaian tertinggi di pola musiman triwulan I sejak tahun 2015.

"Permintaan domestik yang meningkat pada triwulan I 2018 juga didukung oleh investasi yang naik dan konsumsi swasta yang tetap kuat. Sementara itu, kestabilan inflasi tetap terjaga pada level rendah sesuai target 3,5%+/-1%," terang Agus.

Hide Ads