Namun industri yang baru saja berkembang ini menuai kontroversi. Salah satu perusahaan fintech bernama Rupiah Plus melakukan penagihan yang kontroversial.
Rupiah Plus melakukan penagihan secara acak ke nomor telepon yang ada di telepon genggam nasabahnya. Kejadian ini ramai diperbincangkan di media sosial seperti Twitter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu akun yang bernama @alialsanjani menggugah cuitan tentang pengalamannya yang kaget lantaran nomornya didaftarkan sebagai nomor referensi untuk tagihan dari teman sekolahnya. Cuitnya disertai beberapa gambar layar pada 26 Juni 2018.
"temen SD/SMP tiba2 ngehubungin buat pinjem duit mah biasa.
ini temen SMP gua, ketemu sesekali, watsapan hampir kaga pernah, tiba2 nomor gua didaftarin sebagai kontak emergency di tempat pinjaman online.
MANTAP!!!!!," cuit akun tersebut
Dalam salah satu capture yang diunggahnya terdapat pesan Whatsapp dari akun tak dikenal dengan foto profil logo Rupiah Plus. Akun itu berpesan bahwa temannya menunggak cicilan dan sulit untuk dihubungi. Terdapat pula foto temannya.
Baca juga: Keuangan Inklusif dalam Pengembangan UMKM |
Akun bernama Ali Tamarin itu pun membalas pesan itu. Namun pesannya dibalas dengan nada ancaman.
Di cuitan keduanya Ali mengkonfirmasi ke temannya yang bersangkutan. Temannya pun mengaku tidak mencantumkan nomornya sebagai contact emergency.
Berdasarkan penuturan nasabah itu, bahkan aplikasi Rupiah Plus dapat mengakses nomor kontak, pesan singkat hingga isi percakapan di aplikasi seperti Whatsapp.
Cuitan ini pun ramai menjadi bahan perbincangan di media sosial. Ada yang mengaku pernah mengalami hal yang sama, ada pula menyarankan untuk memperkarakan kejadian tersebut.
![]() |