OJK: Tekanan IHSG Mereda dan Kredit Bank Tumbuh 10,75%

OJK: Tekanan IHSG Mereda dan Kredit Bank Tumbuh 10,75%

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 25 Jul 2018 19:00 WIB
OJK: Tekanan IHSG Mereda dan Kredit Bank Tumbuh 10,75%
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Juli ini menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia masih dalam kondisi terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan. Ketidakpastian tersebut dipicu sentimen negatif dari eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang mendorong pelemahan pasar keuangan global.

Selain itu, perekonomian global juga menghadapi tantangan berkurangnya likuiditas seiring dengan berlanjutnya normalisasi kebijakan The Fed dan inflasi Personal Consumption Expenditure AS Juni 2018 yang telah mencapai target sebesar 2%. Perkembangan ini menyebabkan tekanan di pasar keuangan global, khususnya di emerging market.


Demikian dikutip dari keterangan tertulis OJK, Rabu (25/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejalan dengan perkembangan kondisi global tersebut, pasar keuangan domestik juga mengalami tekanan. IHSG pada Juni 2018 melemah sebesar 3,08% dan ditutup di level 5.799,2, dengan investor non residen mencatatkan net sell sebesar Rp 9,1 triliun. Namun, memasuki Juli 2018 tekanan sedikit mereda, IHSG pada 24 Juli 2018 ditutup di level 5.931,8 atau tumbuh 2,29% sejak awal Juli 2018, dan mencatatkan net buy investor non residen sebesar Rp 795 miliar, meski jika dihitung sejak awal 2018 masih mencatatkan net sell sebesar Rp50,2 triliun.

Di pasar SBN, per Juni 2018, yield SBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing naik sebesar 44,0 basis poin (bps), 79,3 bps, dan 55,1 bps. Investor non residen mencatatkan net sell di pasar SBN sebesar Rp 3,6 triliun.

Di tengah tekanan ke pasar keuangan domestik tersebut, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Juni 2018 secara umum masih terjaga walaupun turut mengalami moderasi. Berbagai indikator masih menunjukkan pertumbuhan meski melambat dibandingkan tahun sebelumnya.

Piutang pembiayaan sampai Juni 2018 tumbuh 5,18% year on year (yoy). Premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing tumbuh sebesar 29,4% yoy dan 15,9% yoy.

Sementara itu, pertumbuhan kredit perbankan Juni 2018 mengalami peningkatan sebesar 10,75% yoy. Sedangkan penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 6,99% yoy.

Di pasar modal, penghimpunan dana sampai dengan Juni 2018 mencapai Rp 108 triliun. Emiten baru tercatat sebanyak 31 perusahaan atau lebih banyak dibanding posisi Januari-Mei 2018 sebesar 18 perusahaan. Total dana kelolaan investasi hingga Juni 2018 mencapai Rp 706,2 triliun. Di tengah sentimen yang mewarnai pasar keuangan domestik, risiko lembaga jasa keuangan masih terjaga pada level yang manageable.


Hal ini ditunjukkan dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan sebesar 2,67% dan rasio Non Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 3,15% (Mei 2018 sebesar 3,12%).

Sementara itu, permodalan LJK juga terjaga dengan CAR perbankan sebesar 21,91% serta RBC asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 333% dan 455%.

OJK terus memantau risiko yang akan muncul dari dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap likuiditas pasar keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan nasional. (ara/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads