Suasana Pasar Saumlaki di Pulau Jamdena, Maluku Tenggara Barat tak begitu ramai saat rombongan mobil Bank Indonesia menepi Minggu siang kemarin. Tak lama, para penumpang yang kompak mengenakan kaos bertuliskan Rupiah Jelajah Nusantara keluar dari mobil satu per satu.
Sambil menggunakan pengeras suara, salah satu anggota rombongan berbicara memberi pengumuman. "Bapak-bapak, ibu-ibu, kami dari Bank Indonesia sedang menggelar layanan kas keliling penukaran uang baru, silahkan datang untuk menukarkan uangnya," kata pria yang merupakan petugas Departemen Pengelolaan Uang (DPU) Bank Indonesia.
Mendengar pengumuman itu, warga pasar yang notabene merupakan pedagang pun mulai terlihat antusias. Satu per satu para pedagang itu melihat dan menghampiri mobil kas keliling BI. Mulanya mereka hanya sekadar melihat-lihat, namun lama kelamaan, mereka antusias untuk menukarkan uangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga pasar mulai dari orang tua hingga anak-anak, pria mau pun wanita, dibariskan secara teratur. Mereka nampak menggenggam uang yang sudah lecek dan lusuh untuk bisa ditukarkan ke uang baru. Nominalnya juga beragam.
Transaksi penukaran uang pun dilakukan. Petugas DPU satu-satu menghitung uang warga yang mengantre, kemudian menukarkan dengan uang baru. Kebanyakan untuk pecahan kecil. Ada Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, sampai Rp 10.000 laris manis ditukar.
"Uangnya dijaga ya, jangan dilecek-lecek, jangan dilipat-lipat, uangnya disayang," kata seorang petugas.
Jumlah uang yang ditukar warga juga beragam. Ada yang menukar hanya Rp 130 ribu, bahkan ada yang jumlahnya mencapai Rp 3 juta. Jumlah uang itu ditukar dalam nominal kecil. Setelah menukar, dengan muka tersenyum, mereka membawa pulang gepokan uang pecahan Rp 2.000 dan Rp 5.000, tergantung permintaan.
"Senang, bisa disimpan uang lusuh bisa jadi uang baru lagi. Tukar Rp 1 juta. Ini bisa jadi uang kembalian, jadi persediaan uang kembalian," kata salah satu warga bernama Lia.