Layanan tersebut bernama LinkAja. Ada sejumlah pemegang saham seperti Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Telkomsel, Pertamina dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Siapa pengelolanya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti ini akan di-spin off menjadi PT Fintek Karya Nusantara atau Finarya yang jadi perusahaannya," ujar Gatot di Kementerian BUMN, Selasa (12/2/2019).
LinkAja akan menggabungkan produk T-cash milik Telkomsel, Yap! milik BNI, e-Cash milik Bank Mandiri dan T-bank dari Bank BRI. Untuk tahap awal, Telkomsel telah mengalihkan T-cash ke Finarya dan bertransformasi menjadi LinkAja mulai 21 Februari 2019.
Dibentuknya Finarya sebagai rumah bagi layanan dompet digital BUMN sudah digodok sejak kuartal III-2018. Fintech ini disiapkan untuk menghadapi Go-Pay dan OVO yang tumbuh pesat kurang dari lima tahun dan membuat produk dompet digital BUMN kurang diminati masyarakat.
Dengan penggabungan ini diharapkan BUMN lebih bisa bersaing dengan OVO dan Go-Pay dan maksimal menggarap nasabah dan pelanggan Telkomsel. Saat ini pelanggan T-Cash 30 juta pelanggan sementara pelanggan Telkomsel mencapai 200 juta orang. Bank BUMN juga rata-rata memiliki jumlah nasabah di atas 10 juta orang.
"Kita gabung, agar bisa efisien. Jadi promosinya bisa bersama-sama dan tidak duplikasi," ujar Gatot.
Baca juga: LinkAja Mampu Dobrak Dominasi GoPay dan Ovo? |