BI Siap Keluarkan Izin Saingan GoPay dan OVO

BI Siap Keluarkan Izin Saingan GoPay dan OVO

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 21 Feb 2019 15:58 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Pertamina dan Telkomsel membentuk layanan financial technology (fintech) berbasis QR Code.

Bank Indonesia (BI) menyebutkan permohonan fintech LinkAja melalui PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) sudah masuk ke bank sentral selaku regulator sistem pembayaran.

"Izin Finarya (LinkAja) untuk uang elektronik sudah masuk. Progresnya cukup bagus, permohonannya sudah dimasukkan ke BI," kata Deputi Gubernur BI, Sugeng di Gedung BI, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia menjelaskan LinkAja sudah melengkapi syarat dokumen. Menurut Sugeng permohonan LinkAja ini sudah dalam tahap akhir.

"Tampaknya ini sudah tahap akhir dan mudah-mudahan bisa direalisasikan dalam waktu dekat," ujarnya.

LinkAja akan menggabungkan produk T-cash milik Telkomsel, Yap! milik BNI, e-Cash milik Bank Mandiri dan T-bank dari Bank BRI. Untuk tahap awal, Telkomsel telah mengalihkan T-cash ke Finarya dan bertransformasi menjadi LinkAja mulai 21 Februari 2019.

Dibentuknya Finarya sebagai rumah bagi layanan dompet digital BUMN sudah digodok sejak kuartal III-2018. Fintech ini disiapkan untuk menghadapi Go-Pay dan OVO yang tumbuh pesat kurang dari lima tahun dan membuat produk dompet digital BUMN kurang diminati masyarakat.


Dengan penggabungan ini diharapkan BUMN lebih bisa bersaing dengan OVO dan Go-Pay dan maksimal menggarap nasabah dan pelanggan Telkomsel. Saat ini pelanggan T-Cash 30 juta pelanggan sementara pelanggan Telkomsel mencapai 200 juta orang. Bank BUMN juga rata-rata memiliki jumlah nasabah di atas 10 juta orang.

"Kita gabung, agar bisa efisien. Jadi promosinya bisa bersama-sama dan tidak duplikasi," ujar Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo. (kil/ara)

Hide Ads