-
Kejahatan perbankan seperti tak ada habisnya. Pembobolan rekening menggunakan modus skimming masih terjadi.
Skimming adalah teknik pencurian data di kartu ATM/debit yang masih menggunakan teknologi
atau pita magnetik. Kartu ATM/debit yang menggunakan teknologi
disebut lebih aman.
Saat ini perbankan sudah berupaya meningkatkan keamanan untuk transaksi nasabah. Misalnya melakukan migrasi kartu debit yang sebelumnya menggunakan
magnetic stripe (pita magnetik) ke teknologi
chip.
Magnetic stripe adalah garis hitam di bagian belakang kartu debit. Sedangkan chip adalah bagian kotak kecil berwarna emas di depan kartu debit.
Analyst Digital Forensic Ruby Alamsayh menjelaskan memang teknik skimming adalah melakukan pencurian dari target kartu yang menggunakan pita magnetik.
"Teknik skimming dengan target magnetic stripe hanya membutuhkan waktu 1-2 detik untuk dapat menyalin data dari stripe ke alat skimming atau pembacanya," ujar Ruby saat dihubungi detikFinance, Senin (25/3/2019).
Menurut Ruby, saat ini perbankan di Indonesia sudah melakukan migrasi kartu ATM ke chip. Namun ada dua jenis yaitu migrasi kartu ke chip only dan chip serta magnetic atau yang lebih dikenal double technology.
"Hal ini dilakukan dengan pertimbangan belum semua mesin ATM mapun EDC di merchant-merchant yang sudah mendukung kartu Chip. Alias double technology untuk Fall Back istilahnya, saat mesin ATM atau EDC merchant ada yang tidak mendukung kartu chip, sehingga kartu atm masih bisa digunakan dengan magnetic stripe-nya," imbuh dia.
Dia menyebutkan, jika migrasi chip only maka hasilnya akan dapat meningkatkan keamanan dan mencegah terjadinya modus kejahatan ATM skimming.
Sedangkan kalau migrasi chip dan stripe, menurut Ruby memang hasilnya tidak akan optimal, karena magnetic stripe tetap ada dan tetap bisa menjadi target modus ATM skimming. Namun tetap lebih baik menggunakan chip dibanding hanya magnetic stripe.
Analyst Digital Forensic Ruby Alamsyah memberikan beberapa tips agar tak kena skimming. Pertama, selalu menggunakan mesin ATM yang berada di keramaian misalnya mesin perkantoran, kantor cabang hingga di mini market.
"Ini agar lebih aman, apalagi di ATM yang berlokasi di kantor bank yang ada penjaga keamanannya," ujar Ruby saat dihubungi detikFinance, Senin (25/3/2019).
Kemudian langkah selanjutnya adalah rutin mengganti nomor PIN. Usahakan mengganti nomor PIN di mesin ATM yang berlokasi di kantor bank.Selanjutnya selalu tutup papan angka ketika memasukan nomor PIN.
"Harus rajin juga mengecek mutasi atau histori rekening. Jadi jika ada yang mencurigakan bisa langsung dibuat laporan ke bank," jelasnya.
Fitur notifikasi SMS banking juga sangat diperlukan. Pasalnya tidak setiap saat kita memeriksa histori rekening. Dengan notifikasi ini, maka aliran dana yang keluar masuk rekening bisa cepat terpantau dan langsung ditindak seperti pemblokiran.
Setiap datang ke mesin ATM harus teliti memeriksa mesin apakah ada alat tambahan atau tidak. Misalnya di mulut mesin untuk memasukkan kartu, perhatikan adakah alat tambahan.
"Jangan gunakan mesin ATM bila melihat ada alat tambahan yang tidak semestinya di sekitar mulut tempat kartu ATM masuk. Misalnya penambahan aksesoris menggunakan double tape atau sejenisnya, misalnya bisa dipasang dan dilepas dengan mudah," imbuh dia.
Untuk meminimalisir risiko pembobolan rekening bank menggunakan metode skimming. Perbankan berupaya mencegah dengan gencar melakukan edukasi dan migrasi kartu debit berteknologi magnetic stripe ke chip.
Direktur PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Dadang Setiabudi menjelaskan selain edukasi, BNI juga berupaya untuk melakukan pengamanan fisik mesin ATM.
"Dalam rangka mengantisipasi kejahatan skimming, kami (BNI) meningkatkan keamanan fisik mesin ATM, ini untuk mencegah pemasangan alat skimming di mesin ATM kami," kata Dadang saat dihubungi detikFinance, Senin (25/3/2019).
Dia menjelaskan, edukasi yang dilakukan ke nasabah adalah menjelaskan transaksi yang aman di mesin ATM dan memberikan imbauan agar nasabah melakukan penggantian PIN secara berkala.
Menurut dia, BNI terus berupaya untuk mengembangkan sistem untuk membantu pengamanan transaksi nasabah seperti mengingatkan penggantian rutin PIN ATM di mesin dan penyediaan pilihan aktivasi transaksi ATM di luar negeri.
"Yang sudah migrasi ke chip saat ini sekitar 50% dari total kartu debit BNI. Awal 2020 kami targetkan bisa terealisasi 100%," ujar Dadang.
Direktur PT Bank CIMB Niaga, Lani Darmawan menjelaskan saat ini perseroan melakukan edukasi kepada nasabah melalui seluruh channel komunikasi baik internal maupun sosial media.
"Kami juga senantiasa meningkatkan fitur keamanan dari semua perangkat transaksi yang berhubungan dengan umum seperti mesin EDC, ATM, mesin setor tunai dan sistem internal kami," imbuh dia.
Lani menjelaskan saat ini sudah lebih 80% kartu debit CIMB Niaga menggunakan chip dan dipastikan akan mencapai 100% sesuai aturan Bank Indonesia (BI).