Diluncurkan Jokowi, Ini Dia Jurus RI Genjot Ekonomi Syariah

Diluncurkan Jokowi, Ini Dia Jurus RI Genjot Ekonomi Syariah

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 14 Mei 2019 16:34 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - Pemerintah terus mengembangkan ekonomi syariah. Hari ini, pemerintah meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024.

Peluncuran MEKSI 2019-2024 ini oleh Presiden Joko Widodo di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Sebelum peluncuran dimulai, Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan MEKSI merupakan peta jalan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia guna mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Saya harap MEKSI 2019-2024 ini dapat dijadikan rujukan bersama dalam mengembangkan ekonomi syariah Indonesia," ujarnya di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang yang juga Sekretaris Dewan Pengarah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) 2019-2024 menjelaskan, MEKSI merekomendasikan empat langkah dan strategi utama. Pertama penguatan halal value chain dengan fokus pada sektor potensial dan berdaya saing tinggi.

Kedua, penguatan sektor keuangan syariah dengan rencana induk yang sudah dituangkan dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) sebelumnya dan disempurnakan ke dalam rencana induk ini.

Ketiga penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai penggerak utama halal value chain. Keempat, penguatan di bidang ekonomi digital utamanya perdagangan (e-commerce, market place) dan keuangan (fintech) sehingga dapat mendorong dan mengakselerasi pencapaian strategi lainnya.

Intinya, kata Bambang, pemerintah ingin mengubah Indonesia dari sebelumnya hanya menjadi pasar untuk produk halal menjadi produsen untuk produk dan jasa halal. Upaya itu juga diharapkan bisa ditunjang dari pembiayaan-pembiayaan dari lembaga keuangan syariah seperti bank syariah.

"Jadi yang ingin diubah dari konsumsi ke investasi misalnya. Kalau ingin kurangi konsumsi berarti dorong produksi. Kalau mau produksi berarti dorong investasi," ujarnya. (das/hns)

Hide Ads