Memang, sudah 7 bulan bank sentral menahan bunga acuan di level 6% dengan deposit facility 5,25% dan lending facility 6,75%.
Dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga perbankan mengharapkan BI agar menurunkan bunga acuan hari ini.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto menjelaskan saat ini BI sedang menghadapi dilema untuk penyesuaian suku bunga. Hal ini karena pertimbangan inflasi domestik yang sudah terkendali membuat BI sebenarnya memiliki ruang untuk menurunkan bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak faktor lain misalnya perbaikan ease of doing business, perbaikan rating utang Indonesia dari BB+ dengan outlook stabil dari S&P yang menunjukkan Indonesia sudah fully investment grade. Lalu posisi cadangan devisa yang sebesar US$ 120 miliar atau setara dengan 7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah yang masih memadai.
Selanjutnya sektor riil dan perbankan butuh stimulus dari jalur suku bunga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi supaya Indonesia tidak kelihatan momentum untuk mendongkrak pertumbuhan lebih tinggi di 2020 nanti. Kemudian pendalaman pasar keuangan terus dilakukan oleh BI seiring dengan outlook perekonomian nasional yang tetap tumbuh positif.
Terakhir kebijakan makroprudensial dan bauran kebijakan yang sudah disiapkan oleh BI untuk membentengi dampak negatif penurunan suku bunga acuan sudah sangat baik. Ini mencegah potensi capital outflow lebih-lebih bank sentral negara lain sudah menurunkan bunga acuannya terlebih dulu.
Menurut dia, saat ini dengan pertimbangan current account deficit (CAD) yang masih lebar (masih mengarah ke 3% dari produk domestik bruto) dan tekanan ke neraca pembayaran Indonesia membuat peluang BI menurunkan bunga menjadi 50:50. "Artinya memang bisa diturunkan atau tidak diturunkan. Jadi BI berada dalam situasi dilematis. Pilih turunkan BI rate atau tetap menahan BI rate, ada konsekuensinya masing-masing," jelas dia.
Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Mahelan P mengharapkan bank sentral menurunkan suku bunga acuan. "Kalau dilihat dari indikasi, harapan kita BI mempertimbangkan penurunan, range nya di 25 bps sudah cukup," ujar Mahelan.
Kemudian Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Haru Koesmahargyo mengungkapkan BI hari ini akan menurunkan suku bunga karena kondisi ekonomi domestik yang membaik.
"Saya kira dengan membaiknya rating Indonesia (investment grade) dan kemudian Fed turunkan bunga, Bi pun akan mengikuti," jelas dia.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menjelaskan BI bisa mempertimbangkan turunnya bunga acuan jika loan to deposit ratio (LDR) atau loan to funding ratio (LFR) sudah di kisaran 90%-91% dan bunga surat berharga negara (SBN) yang ditawarkan sudah turun. (kil/dna)