Klasik, Defisit Transaksi Berjalan Masih Jadi Momok Ekonomi RI

Klasik, Defisit Transaksi Berjalan Masih Jadi Momok Ekonomi RI

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 28 Agu 2019 11:11 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai prospek perekonomian Indonesia tahun depan akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Hal ini karena bank sentral sudah menyiapkan diri dengan melakukan beberapa penyesuaian kebijakan seperti suku bunga sampai pre-emtive action untuk mengantisipasi momentum pertumbuhan.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan tahun 2020, BI memprediksi pertumbuhan berada di titik tengah 5,1-5,5% dengan inflasi 3% plus minus 1%.

"Current account deficit (CAD) masih jadi salah satu tantangan kita, saat ini sudah berada di bawah target. Kemudian tahun 2019 kondisi kredit perbankan bisa terdorong dengan adanya pelonggaran, lalu dari sisi supply dan demand korporasi akan meningkat," kata Destry dalam acara UOB Economic Outlook, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (28/8/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan BI juga memprediksi inflasi bisa lebih terkendali dan Indonesia bisa mencapai keseimbangan domestik. Menurut dia saat ini imbal hasil aset di Indonesia jauh lebih menarik dibandingkan negara tetangga karena stabilitas perekonomian yang terjaga.


Destry menjelaskan BI juga menggunakan kebijakan makroprudensial untuk membuat bank agar memiliki ruang lebih luas untuk penyaluran kredit. BI juga mendorong bank untuk menyalurkan green financing, kredit UMKM dan sektor perumahan.

"BI akan terus kembali menjalankan bauran kebijakan ekonomi yang akomodatif sejalan dengan inflasi yang terjaga sehingga momentum pertumbuhan ekonomi terjaga," jelas dia.

Mantan anggota dewan komisioner LPS ini menyampaikan jangan sampai terpengaruh dengan berita-berita yang sifatnya memojokkan kondisi perekonomian nasional.

"Karena sekarang kita punya komite stabilitas sistem keuangan (KSSK) jadi kita terus bersinergi untuk mengupdate sektor keuangan. Jangan ragu untuk confidence ke ekonomi kita, kalau bukan kita siapa lagi?" jelas dia.




(kil/fdl)

Hide Ads