Muhadjir bilang, dirinya dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati satu suara mengenai iuran BPJS Kesehatan, sesuai dengan Perpres yaitu tetap mengikuti iuran yang berlaku pada Januari 2020.
"Kalau sementara kita pegang Perpres," kata Muhadjir di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keinginan Terawan, pada awal tahun depan iuran tersebut tetap Rp 25.500 per bulan per jiwa dengan upaya memberikan subsidi atau tidak menaikkannya sama sekali.
Meski begitu, Muhadjir menjelaskan bahwa Perpres penyesuaian iuran BPJS Kesehatan sudah dibahas ratusan kali dan disepakati oleh banyak pajabat terkait. Bahkan, Presiden Jokowi pun telah menyepakatinya.
"Jadi seharusnya, sebaiknya kalau saya dengan Bu Menteri Keuangan ya jalan terus saja Perpres dan itukan sudah dipertimbangkan dari berbagai sisi," tegas Muhadjir.
Dia mengaku telah mendapatkan surat mengenai usulan Terawan mengenai iuran kelas 3 mandiri BPJS Kesehatan. Hanya saja, dirinya belum mengetahui lebih lanjut karena yang menindaklanjuti surat tersebut adalah pejabat eselon I di Kemenko PMK.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berharap iuran kelas 3 peserta mandiri BPJS Kesehatan tetap Rp 25.500 per bulan per jiwa. Padahal, pada 1 Januari 2020, seluruh iuran peserta BPJS naik 100%. Khusus untuk kelas 3 mandiri atau peserta bukan penerima upah (PBPU) menjadi Rp 42.000 per bulan per jiwa.
Salah satu upaya yang lagi dikejar Terawan adalah meminta adanya subsidi bagi peserta mandiri khususnya kelas 3 BPJS Kesehatan. Dengan adanya subsidi maka iuran yang akan dibayarkan tetap Rp 25.500 per bulan per jiwa.
"Itu kan harapan saya dan saya akan selesaikan," kata Terawan di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
(hek/eds)