Perry menjelaskan, BI juga meningkatkan intensitas intervensi di pasar spot, Surat Berharga Negara (SBN) atau transaksi lindung nilai melalui domestik non deliverable forward (DNDF).
"BI juga meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan, tripel intervensi agar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, kami juga melakukan intervensi di pasar spot DNDF dan pembelian SBN di pasar sekunder," kata Perry di Gedung BI, Senin (2/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan sejak awal tahun hingg 27 Februari 2020, BI telah menggelontorkan Rp 103 triliun untuk membeli SBN di pasar sekunder. Sebanyak Rp 80 triliun bahkan dikeluarkan saat terjadi virus corona di pekan terakhir Januari.
"Kita meningkatkan volume transaksi di spot, DNDF, dan pasar SBN agar pasar semakin yakin BI selalu di pasar melakukan komitmen melalui tripel intervensi," jelasnya.
Perry pun menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan intervensi tersebut tanpa batasan tertentu (unlimited). Hal ini juga bertujuan agar investor tetap yakin untuk menaruh dananya di pasar keuangan domestik.
"Tidak (tidak ada limit). Tujuan kami stabilkan nilai tukar rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar. Kami yakinkan pasar tetap confident. Kami pastikan intervensi di spot, DNDF, SBN. Alhamdulillan sekarang semakin baik kondisi pasar valasnya," jelas dia.
Berdasarkan data reuters, dolar AS tercatat Rp 14.182. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) tercatat Rp 14.413.
Guyur berapa?
Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]