QRen, aplikasi pembayaran buatan Metranet yang merupakan entitas anak usaha Telkom ikut terlibat dalam gelaran Pekan Quick Response (QR) Code Indonesian Standard (QRIS) yang digelar 9-15 Maret 2020 di 18 kota. Mulai dari Bengkulu, Pangkal Pinang, Medan, Banda Aceh, Semarang, Yogyakarta, Solo, Purwokerto, Tegal, Bandung, Makassar, Manado, Palu, Mamuju, Jayapura, Mataram, Banjarmasin, dan Samarinda.
"Kami telah berkoordinasi dengan tim dan menunjuk PIC di setiap kota tersebut. Kegiatan yang kami lakukan adalah memasang banner di tiap kota pada kantor Telkom, melakukan akuisisi merchant dan melakukan event bersama tim Bank Indonesia (BI) di wilayah itu," ujar Direktur Digital Business Telkom, Faizal Rochmad Djoemadi, dalam keterangan tertulis, Minggu (15/3/2020).
Faizal menjelaskan aplikasi QRen merupakan layanan yang menghubungkan merchant (penjual) dengan issuer (penerbit alat bayar) untuk memberikan kemudahan bagi pembeli dalam melakukan pembayaran secara mobile dengan menggunakan teknologi QR (Quick Response) code. Diketahui, sejak 1 Januari 2020 yang lalu, Bank Indonesia sudah mewajibkan seluruh penyedia layanan pembayaran nontunai untuk menggunakan QR Code? Ternyata dengan menggunakan sistem ini, merchant dan juga pengguna bisa mendapatkan berbagai keuntungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Pungky P. Wibowo mengatakan jika QRIS menjadi standar pembayaran di Indonesia karena berdasarkan banyak pertimbangan, terutama adalah karena kemudahan bagi pengguna maupun merchant.
"Dari segi konsumen, tidak harus membawa uang banyak, bisa menggunakan smartphone-nya sebagai dompet elektronik untuk melakukan transaksi dari penyelenggara jasa sistem pembayaran. Dengan menggunakan satu QRIS terkoneksi dengan satu sama lain," kata Pungky.
Sedangkan manfaatnya bagi merchant adalah kemudahan pembayaran tagihan, retribusi, dan pembelian barang secara nontunai. Selain patuh dan mengikuti program pemerintah, merchant juga tidak perlu menggunakan mesin Electronic Data Capture (EDC) dalam jumlah banyak. Pemandangan mesin EDC yang berderet di meja kasir, tidak akan terlihat lagi di masa depan jika QRIS sudah diterapkan.
Menurut data dari BI, saat ini sudah ada 1,6 juta toko yang mengadopsi QRIS. Bahkan platform fintech pun sudah mengadopsinya, mulai dari OVO, LinkAja, sampai Dana. Bahkan, gelaran Pekan QRIS ini mewajibkan pengunjungnya bertransaksi menggunakan QR Code. Makanya dipastikan Pekan QRIS yang berlangsung lima hari tersebut ramai oleh merchant dan pengunjung.
Pada Pekan QRIS, BI mengajak perbankan dan industri dan pemegang lisensi uang elektronik untuk hadir pada pameran yang ada pada gelaran kali ini. Pameran ini akan mengedukasi pengguna dan merchant, khususnya menargetkan mereka yang bersentuhan langsung dengan transaksi ritel.
"Di sini kami adakan sosialisasi above the line dan below the line, bukan hanya untuk masyarakat umum dan milenial, tapi juga segmen khusus, khusususnya tempat ibadah, sekolah universitas dan pasar tradisional. Kami ingin memberikan penjelasan dengan simple, mereka melihat lalu mempraktekkan," pungkas Pungky.
(akn/hns)