Hore! Suku Bunga Kredit Turun Lagi

Hore! Suku Bunga Kredit Turun Lagi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 03 Jun 2020 11:16 WIB
BUMN percetakan uang, Perum Peruri dibanjiri pesanan cetak uang dari Bank Indonesia (BI). Pihak Peruri mengaku sangat kewalahan untuk memenuhi pesanan uang dari BI yang mencapai miliaran lembar. Seorang petugas tampak merapihkan tumpukan uang di cash center Bank Negara Indonesia Pusat, kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (21/10/2013). (FOTO: Rachman Haryanto/detikFoto)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan suku bunga kredit dan bunga simpanan di perbankan. Berdasarkan analisis uang beredar April 2020, rata-rata suku bunga kredit turun 19 basis poin (bps).

"Suku bunga kredit tercatat 10,14% turun 19 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya 10,33%. Seiring dengan tren penurunan suku bunga acuan," tulis keterangan resmi BI, dikutip Rabu (3/6/2020).

Kemudian selain bunga kredit rata-rata tertimbang, suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan pada hampir seluruh kategori tenor. Misalnya simpanan berjangka tenor 1 bulan tercatat 5,69% dibandingkan periode bulan sebelumnya 5,76%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu untuk tenor 3 bulan tercatat 5,92% dari sebelumnya 6,09%, tenor 6 bulan 6,31% dibandingkan bulan sebelumnya 6,42%, tenor 12 bulan 6,52% dibandingkan bulan sebelumnya 6,6%. Kemudian untuk suku bunga simpanan berjangka tenor 24 bulan tercatat stabil di level 7,32%.

ADVERTISEMENT

Data BI juga menyebutkan kredit yang disalurkan perbankan pada April 2020 tercatat mengalami perlambatan, yakni Rp 5.601,1 triliun atau tumbuh 4,9% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 7,2%.

Perlambatan ini terutama terjadi di debitur korporasi maupun perorangan. Pada kredit korporasi tercatat tumbuh 5,8% lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya 8%. Sementara untuk kredit perorangan menjadi 3,9% dari sebelumnya 5,8%.

Dana pihak ketiga (DPK) di perbankan pada April 2020 tercatat Rp 5.883,4 triliun tumbuh 8% dibandingkan periode bulan sebelumnya 9,6%.

"Perlambatan DPK pada April ini disebabkan oleh melambatnya giro dan simpanan berjangka. Berdasarkan golongan nasabah, perlambatan DPK terjadi baik pada golongan nasabah perorangan maupun korporasi," ujarnya.

Tekno



(kil/ara)

Hide Ads