Kata Calon Deputi Gubernur soal Pengawasan Bank Kembali ke BI

Kata Calon Deputi Gubernur soal Pengawasan Bank Kembali ke BI

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 07 Jul 2020 19:49 WIB
Logo Bank Indonesia
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
Jakarta -

Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman mendapatkan pertanyaan dari anggota DPR terkait pandangannya soal isu pengembalian pengawasan Bank ke Bank Indonesia (BI).

Dia menyebut saat pemisahan pengawasan ini dilakukan agar tidak terjadi conflict of interest. Hal ini dilakukan agar pengawasan industri keuangan khususnya perbankan bisa terjaga dengan hati-hati dan bank sentral tetap bisa menjaga stabilitas keuangan.

"Sekarang yang jadi prioritas adalah penyelamatan ekonomi nasional," jelas dia dalam fit and proper test di komisi XI DPR, Jakarta, Selasa (7/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan itu ia juga menjelaskan, saat ini masih terjadi tren inward looking policy seperti perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Menurut dia semuanya nanti akan memerlukan sinergi kebijakan.

"Satu lagi perubahan yang terjadi sekarang ini dan menjadi perhatian kita semuanya adalah bagaimana dampak COVID-19 terhadap perekonomian global dan domestik hal ini sudah jelas menimbulkan berbagai macam perubahan dan akhirnya menyebabkan kita harus menuju kepada keseimbangan baru yang disebut dengan the next norm atau era peradaban baru," kata dia.

ADVERTISEMENT

Dia mengungkapkan next form adalah bagaimana pengaruh dari digitalisasi yang harus dihadapi dengan baik selama ini dia hanya merupakan suatu input kepada sehari-hari dalam kehidupan manusia. Namun saat ini sudah mempengaruhi perilaku maupun hubungan-hubungan dari faktor ekonomi.

"Tentunya digitalisasi ini memberikan peluang untuk peningkatan kegiatan ekonomi meningkatkan juga kualitas hidup termasuk bagaimana kita melihat adanya sumber-sumber pembiayaan baru," jelas dia.


Namun di lain pihak juga ada hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain bagaimana kita harus memastikan adanya kesamaan level of playing field dari perusahaan, agar bisa memanfaatkan digitalisasi skill making dari perusahaannya dan jumlah dan bagaimana dampak dari cyber security ataupun kepada stabilitas lainnya.

Menurut dia hal ini akan mempengaruhi eksternal dan modal asing yang masuk ke negara-negara dan akan berujung pada pertumbuhan ekonomi. Apalagi COVID-19 saat ini juga sudah menyebabkan pertumbuhan secara sektoral mengalami perubahan.

Misalnya di sektor transportasi, perdagangan, hotel dan restoran sampai manufaktur juga tertekan pertumbuhannya akibat pandemi ini.

"Ke depan nanti apabila kita sudah keluar dari COVID tetap harus masih mengadopsi yang namanya protokol COVID-19 karena sampai saat ini yang anti-virus nya belum ditemui. Nah untuk itu kita perlu melihat apa arahan umum kebijakan ekonomi di era peradaban baru pandemi COVID-19 ini menyebabkan wake up call yang kita harus melihat ulang evaluasi Apa yang kita lakukan dalam perekonomian," jelas dia.



Simak Video "Video: Tok! DPR Pilih Ricky Perdana Gozali Jadi Deputi Gubernur BI"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads