Bunga Acuan BI Turun Terus, Bunga Bank Siap Ikutan?

Bunga Acuan BI Turun Terus, Bunga Bank Siap Ikutan?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 17 Jul 2020 13:26 WIB
BUMN percetakan uang, Perum Peruri dibanjiri pesanan cetak uang dari Bank Indonesia (BI). Pihak Peruri mengaku sangat kewalahan untuk memenuhi pesanan uang dari BI yang mencapai miliaran lembar. Seorang petugas tampak merapihkan tumpukan uang di cash center Bank Negara Indonesia Pusat, kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (21/10/2013). (FOTO: Rachman Haryanto/detikFoto)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) telah memangkas bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate menjadi 4% pada rapat dewan gubernur (RDG) Juli 2020. Perbankan menilai penurunan bunga acuan yang dilakukan oleh BI bisa memberi dampak baik ke industri.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan dengan turunnya bunga acuan, bank bisa segera menyesuaikan bunga deposito.

"Bagus dong, jadi bank bisa menurunkan dana pihak ketiga. Jadi bisa bantu bunga kredit yang restrukturisasi," kata dia saat dihubungi detikcom, Jumat (17/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jahja menyebutkan selama ini BCA telah menurunkan suku bunga kredit dengan angka yang cukup banyak.

"Bunga kredit sudah turun banyak yang restrukturisasi maupun yang tidak," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Jahja suku bunga ini memang disesuaikan dengan kondisi nasabah di masa pandemi virus Corona, sehingga penurunan bunga tak bisa diumumkan ke publik.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Royke Tumilaar mengungkapkan sebelum BI menurunkan suku bunga, perseroan juga telah memangkas bunga.

"Sebelum BI turun, sebagian besar sudah turun. (Bunga) deposito minggu depan (turun)," ujarnya.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto mengungkapkan penurunan bunga acuan menjadi 4% ini sesuai dengan pertimbangan BI untuk prakiraan inflasi yang rendah, stabilitas eksternal terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.

"Apalagi juga ada penekanan bahwa kebijakan moneter tersebut juga konsisten dengan kebijakan fiskal yang sama sama countercyclical dan longgar atau dovish sehingga diharapkan bisa menstimulasi sektor riil dan perbankan," kata dia.




(kil/ara)

Hide Ads