OJK Buka-bukaan Kondisi Bank Syariah di Tengah Pandemi Corona

OJK Buka-bukaan Kondisi Bank Syariah di Tengah Pandemi Corona

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 23 Jul 2020 15:50 WIB
Ilustrasi Gedung Djuanda I dan Gedung Soemitro Djojohadikusumo
Kantor OJK/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Teguh Supangkat membeberkan kondisi bank syariah di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Teguh mengatakan, pertumbuhan bank syariah memang melambat tapi masih lebih baik jika dibandingkan dengan bank konvensional.

"Kalau kita bandingkan dengan industri keuangan secara keseluruhan pertumbuhan perbankan syariah di Mei 2020 itu lebih tinggi dibandingkan konvensional," kata Teguh dalam webinar Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), Kamis (23/7/2020).

Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan pinjaman yang diterima (PYD) di bank syariah per Mei 2020 sebesar 10,14% year to date (YTD). Lalu, di sisi aset juga tumbuh 9,35% YTD, dan juga dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9,24% YTD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara di bank konvensional sampai Mei 2020, pertumbuhan kredit hanya 3,04%, dan DPK 8,87%," terang Teguh.

Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan kepercayaan masyarakat pada perbankan syariah di tengah pandemi Corona ini masih tinggi.

ADVERTISEMENT

"Nah ini artinya bahwa perbankan syariah, baik bank umum syariah (BUS), maupun bank pengkreditan rakyat syariah (BPRS) ini masih dipercaya masyarakat, walaupun posisinya melandai," ungkap dia.

Di dalam perbankan syariahnya sendiri, jika dibandingkan antara BUS dan unit usaha syariah (UUS), BUS tetap memegang angka pertumbuhan tertinggi. Perlu diketahui, hingga saat ini terdapat 14 BUS dan 20 UUS di Indonesia.

"Perbandingan BUS sama UUS ini, kalau BUS 10,82%, dan UUS 6,88%," tutur dia.

Selain itu, saat ini posisi share aset syariah di bank syariah per Mei 2020 mencapai 6,05%. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika belum ada pandemi Corona.

"Ini sebenarnya perkembangan yang cukup menggembirakan, kita sudah berhasil share aset syariah itu di atas 5%. Yang tadinya dari tahun ke tahun itu untuk mencapainya cukup sulit," pungkasnya.




(ara/ara)

Hide Ads