Perusahaan penyedia sistem pembayaran secara elektronik, PayPal Holdings Inc (PYPL.O) meraih keuntungan di tengah pandemi COVID-19. Sebab merebaknya virus Corona membuat transaksi online meningkat drastis.
Mengutip Reuters, Kamis (30/7/2020), PayPal mengumumkan bahwa lonjakan transaksi e-commerce dan akun baru mendorong keuntungan secara kuartalan meningkat 86%.
Laba bersih meningkat menjadi US$ 1,53 miliar, atau US$ 1,29 per saham, pada kuartal yang berakhir 30 Juni, dari tahun sebelumnya US$ 823 juta, atau 69 sen per saham. Lalu pendapatan meningkat 25% menjadi US$ 5,26 miliar, melampaui estimasi analis rata-rata US$ 5 miliar. Kabar tersebut membuat saham perusahaan meningkat 6%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bangkrut, Debenhams Mau Dijual |
Perusahaan berharap tren positif tersebut terus berlanjut dan sekarang mengharapkan laba per saham untuk setahun penuh meningkat sekitar 25% dan pertumbuhan pendapatan 22%.
"Kami memiliki kepercayaan lebih pada tren e-commerce tinggi yang kami lihat," kata Chief Financial Officer John Rainey kepada analis.
Pada akhir April pihaknya merasakan lonjakan transaksi karena adanya panic buying.
Baca juga: Wall Street Menguat Tunggu Paket Stimulus AS |
Perusahaan memproses pembayaran senilai US$ 222 miliar selama periode tersebut, naik 30% dari tahun sebelumnya, disesuaikan dengan valuta asing. Pihak PayPal pun mencatat bahwa ada 21,3 juta akun selama kuartal ini, naik 137% dari tahun sebelumnya.
Perusahaan mengatakan akan menginvestasikan US$ 300 juta lebih tahun ini, sebagian besar pada aplikasi ponsel yang menampilkan kode QR sehingga orang dapat pergi ke toko dan membayar tanpa menyentuh apapun.
(toy/ara)